Berita Wonosobo
Ini Kisah-kisah Suka Duka Relawan Kabupaten Wonosobo
Kabupaten Wonosobo merupakan daerah rawan akan bencana. Karenanya, kabupaten penghasil produk khas Carica ini memiliki ribuan relawan.
“Sejak 2009 atau 13 tahun yang lalu, saya sudah berkecimpung dalam tugas kemanusiaan ini.
Muncul dalam diri sendiri untuk ingin berbuat baik, memperbaiki diri, dan jangan pernah malu untuk berbuat baik, menjadi motivasinya dapat bertahan hingga saat ini,” ucap Ketua RPB Desa Tambi, dan Sub Bidang Emergency di Kecamatan Kejajar.
Tak hanya di Wonosobo saja, Rofiq sudah pernah terjun untuk mengevakuasi korban bencana gempa bumi di Lombok, serta gempa bumi dan tsunami di Palu.
Menjadi seorang relawan mengajarkannya banyak hal, salah satunya menjadi manusia yang senantiasa menghargai sesama.
"Seberapa kuat manusia, seberapa sombong manusia, kalau menghadapi bencana otomatis sama tidak ada perbedaan satu dengan yang lainnya. Dalam situasi bencana tak ada perbedaan kasta, ataupun kekayaan," ungkapnya.
Menurutnya, ada 3 batu loncatan untuk dapat menjadi seorang relawan yang tangguh niat, semangat, dan berangkat.
"Sudah ada niat tidak mau berangkat kan percuma. Sudah semangat hanya menggunakan atribut tidak berangkat kan percuma. Begitu juga sudah berangkat, tapi tidak dilandasi dengan niat ataupun semangat percuma juga," ujarnya.
Meski terlihat tangguh, seorang relawan juga hanyalah manusia biasa. Ada hal-hal yang cukup terkadang membuatnya rapuh.
"Yang membuat relawan rapuh banyak. Salah satunya faktor ekonomi jadi faktor utama, karena kita bekerja tidak untuk mencari bayaran. Kedua ketika kita sudah semangat namun istri tidak mendukung itu jadi titik lemah kita," ucapnya.
Sebuah support sangatlah dibutuhkan seorang relawan. Selama keluarga mendukung, Rofiq mengaku tidak dapat bertugas melebihi totalitas.
"Pernah saat itu saya baru nikah, otomatis istri tidak tahu relawan tugasnya seperti apa. Ditambah ada yang bilang kok mau jadi relawan jauh-jauh dari Wonosobo ke Palu gajinya berapa," ungkapnya.
Namun dengan memberikan pengertian, istrinya dapat memahaminya dan bahkan mendukungnya setiap akan melaksanakan tugas kemanusiaan.
Rofiq berharap, masyarakat Wonosobo untuk selalu waspada dengan situasi bencana yang bisa kapan saja terjadi.
"Untuk relawan lebih banyak ketemu masyarakat, beri sosialisasi, mitigasi bencana, dan penanganan bencana," imbuhnya. (*)