TIPS Keamanan Data Digital, Jangan Asal Klik Link, Kenali Metode Ancaman Siber yang Sering Beredar

Baru-baru ini, metode yang lagi viral di dunia maya adalah seorang yang mengaku tukang paket mengirimkan file berekstensi .apk dengan dalih itu merupa

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
RICHARD JONES / Perpustakaan Foto Sains melalui AFP
Ilustrasi keamanan siber atau cyber security 

TRIBUNJOGJA.COM - Keamanan data di era digital menjadi salah satu prioritas penting.

Tribunners, Anda tidak ingin tiba-tiba data pribadi Anda bocor dan menyebabkan kerugian, kan? 

Maka, mari tingkatkan keamanan data di dunia digital.

Jangan asal mengklik link yang kita tidak tahu kejelasan isinya ya.

Sebab, kini ada banyak cara penjahat untuk mencuri data digital masyarakat.

Baru-baru ini, metode yang lagi viral di dunia maya adalah seorang yang mengaku tukang paket mengirimkan file berekstensi .apk dengan dalih itu merupakan resi paket.

Tentu saja, jika link itu diklik, maka bahaya mengancam data diri kita.

Bisa saja, data diri yang bocor itu juga termasuk password mobile banking yang berisi kekayaan Anda.

“Saat ini banyak serangan siber dilakukan oleh pihak yang tak bertanggungjawab melalui, antara lain, Distributed Denial of Service (DDOS) dan Malware/Ransomware yang mengakibatkan hilangnya akses terhadap data sensitif dan rahasia perusahaan atau instansi,” ujar Charles Lim, Senior Technical Advisor, Acer Cyber Security Inc, dalam agenda Indonesia Cyber Security Summit yang berlangsung pada 7-8 Desember 2022 di Yogyakarta, mengutip dari keterangan resmi.

Baca juga: Serangan Siber Sasar Situs Web Bandara di AS, Pelakunya Diduga Hacker Rusia

Dia mengatakan, untuk pemulihannya pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Inilah salah satu alasan mengapa keamanan data menjadi penting.

Mari kita simak ragam metode ancaman siber yang sering beredar:

1. Malware

Malware adalah singkatan dari malicious software.

Itu merupakan salah satu ancaman siber yang paling umum. Perangkat lunak ini diciptakan untuk mengganggu bahkan merusak komputer.

Ancaman ini kerap menyebar melalui lampiran email atau unduhan yang terlihat ilegal.

Beberapa jenis malware adalah virus, trojans, spyware, ransomware, adware, dan botnet.

2. Injeksi SQL (Structured Query Language)

Jenis metode ancaman selanjutnya adalah injeksi SQL yang digunakan untuk mengambil kendali serta mencuri data dari pusat data.

Kerentanan ini dimanfaatkan oleh penjahat siber dengan memasukkan kode berbahaya pada aplikasi berbasis data melalui pertanyaan SQL.

Hal ini dilakukan untuk mencuri informasi pribadi pengguna.

3. Phishing

Umumnya, metode ancaman phising dikirimkan dalam bentuk email resmi perusahaan, tetapi mengandung permintaan terkait informasi sensitif.

Ancaman ini digunakan dalam penipuan guna mendapatkan data dan informasi pribadi.

4. Serangan Man-in-the-Middle

Serangan Man-in-the-Middle adalah jenis metode ancaman dalam bentuk penyadapan komunikasi antara dua individu untuk mencuri data.

Salah satu contoh ancaman Man-in-the-Middle adalah penggunaan jaringan wi-fi yang tidak aman sehingga memungkinkan penjahat siber menghalangi data yang dikirimkan dari perangkat menuju jaringan korban.

Baca juga: Laporan Fortinet : Pelanggaran Siber Didominasi Perekrutan Tenaga Ahli Wanita Bidang Keamanan Siber

5. Serangan Denial-of-Service

Jenis metode ancaman yang terakhir adalah serangan Denial-of-Service, yakni serangan terhadap jaring internet dengan menghabiskan resource yang dimiliki suatu sistem sehingga fungsinya tidak dapat bekerja dengan benar.

Tidak hanya itu, serangan Denial-of-Service secara tidak langsung juga menghambat pengguna lain dalam mengakses layanan sistem yang diserang tersebut.

Lantas, bagaimana cara menghadap kejahatan siber agar kita tidak terkena imbasnya?

Tribunners perlu menggunakan jasa perusahaan keamanan siber, seperti Acer misalnya, jika berkaitan dengan perusahaan dan instansi.

Pelayanan keamanan siber biasanya meliputi konsultasi dan layanan profesional, layanan teknologi keamanan untuk memberikan perlindungan berlapis terhadap aset penting, layanan keamanan terkelola.

Mereka akan memantau dan mengelola aset penting 24 jam sehari, 7 hari seminggu, pendidikan dan pelatihan keamanan siber dan membangun program ketahanan siber yang efektif.

Jika berkaitan dengan diri sendiri, Tribunners jangan asal klik link ataupun sembarangan memberi data diri kepada orang lain maupun situs yang tidak kredibel.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved