Pernikahan Kaesang dan Erina

APAKAH Pingitan Hanya Ada di Jawa? Ini 5 Suku yang Masih Menggunakan Tradisi Ini

Ternyata, pingitan tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Jawa lho, yuk simak warga mana saja yang masih melakukan tradisi pingitan. Yuk mari kita cari

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
Instagram @kaesangp
Pernikahan Kaesang dan Erina 

Untuk tata cara pingitan Suku Muna ini dilakukan sesuai dengan waktu yang disepakati oleh keluarga dan perempuan yang akan melakukan pingitan.

Umumnya pingitan Suku Muna memakan waktu selama sehari semalam hingga 4 hari 4 malam.

Biasanya selama masa Karia, perempuan yang akan menikah ditempatkan di satu ruangan tanpa penerangan atau perlengkapan tidur.

Selama masa Karia ini pula, mereka akan diberi wejangan atau petuah agar kehidupan di usia dewasa mereka dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar, selalu berbuat baik, serta berbakti kepada orang tua.

Makna pingitan dalam Suku Muna ini diharapkan yaitu remaja perempuan yang menjelang dewasa tersebut dapat mengenali asal atau tempat awal hidup mereka (dari rahim ibu).

Selain itu juga agar mengenali tanggung jawab seorang perempuan sebagai istri sekaligus ibu yang berujung pada adanya sebuah pengenalan diri.

Baca juga: Lima Titik di Yogyakarta Jadi Prioritas Pengamanan saat Pernikahan Kaesang-Erina, Ini Daftarnya

4. Suku Sumbawa

Masyarakat Sumbawa percaya bahwa perempuan yang akan menikah juga harus dipingit. Rupanya para calon pengantin perempuan tak hanya dipingit mereka juga harus melakukan puasa.

Tata cara pingitan Suku Sumbawa mulai dilakukan dengan kedua calon pengantin tidak saling bertemu dan harus berpuasa.

Makna dari puasa untuk calon pengantin adalah untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan juga ditujukkan untuk menjaga berat badan serta kesehatan.

Namun, tidak ada jumlah hari yang jelas untuk melaksanakan puasa. Seperti yang dilansir Tribunjogja.com dari berbagai sumber, pingitan dalam tradisi Sumbawa ini dilaksanakan selama satu minggu.

Uniknya, pingitan ini para kedua calon tak diperbolehkan untuk mandi.

Makna dari prosesi ini agar hujan tidak turun saat acara pernikahan dilangsungkan.

5. Suku Banjar

Pingitan biasanya dilakukan sebelum pernikahan, rupanya ini tidak berlaku di Suku Banjar.

Menurut tradisi Banjar, prosesi pingitan atau yang dikenal sebagai prosesi Bapingit ini justru dilaksanakan setelah akad nikah.

Selama masa Bapingit, pengantin perempuan dilarang untuk bertemu dengan suaminya maupun pemuda lainnya.

Tata cara Bapingit dimulai dengan membaca Al-Quran hingga menamatkannya, memperdalam ilmu agama, serta diakhiri dengan membantu pernikahan orang lain.

Seperti di budaya lain, Bapingit ini juga bertujuan untuk mempercantik diri yang biasanya disebut sebagai bakasai.

Makna pingitan Bakasai ini bertujuan untuk membersihkan dan merawat diri agar tubuh menjadi bersih dan muka bercahaya saat proses pernikahan berlangsung.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved