Berita Wonosobo
Kadisparbud Wonosobo Minta Desa-Desa Wisata Tingkatkan Kolaborasi dan Kreatifitas Agar Lebih Mandiri
Kadisparbud Wonosobo itu meminta desa wisata meningkatkan kolaborasi dan kreatifitasnya, agar bisa menjadi desa-desa wisata yang lebih maju, mandiri.
Penulis: Agus Wahyu | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM, WONOSOBO - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Agus Wibowo mengatakan, desa-desa di Kabupaten Wonosobo telah mendefinisikan diri sebagai Desa Wisata, baik yang ditetapkan Bupati Wonosobo maupun yang tengah berproses menjadi desa wisata.
Karena itu, Kepala Disparbud Wonosobo itu meminta mereka untuk meningkatkan kolaborasi dan kreatifitasnya, agar bisa menjadi desa-desa wisata yang lebih maju, mandiri dan berkualitas.
Dijelaskan Agus, kegiatan yang didukung Kemenparekraf RI melalui dana alokasi khusus (DAK) Non Fisik Tahun 2022, dilaksanakan selama 6 hari (21-26 November 2022) dan diikuti 29 Desa Wisata atau 50 persen dari Desa Wisata yang terdata per Oktober 2022 berjumlah 56 desa wisata dan 1 kampung wisata.
“Masing-masing desa wisata peserta diwakili 3 orang, sehingga peserta secara keseluruhan mencapai 87 orang yang terbagi menjadi 2 batch. Di antara 29 desa wisata tersebut, 15 desa wisata di antaranya, Desa Wisata rintisan yang telah didampingi Disparbud pada 2022 dan diproyeksikan akan dinaikkan stratanya menjadi desa wisata berkembang,” jelasnya saat menerima kunjungan Tim Tribun Jogja, Kamis (24/11/2022).
Sementara 15 desa wisata rintisan tersebut, lanjut Agus, 7 desa masuk nominasi 500 desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Yakni, Desa Wisata Sembungan Kejajar, Igirmranak Kejajar, Giyanti Kadipaten Selomerto, Reco Kertek, Ropoh Kepil, Mergolangu Kalibawang dan Kumejing Wadaslintang.
“Dan dari 7 desa tersebut, satu desa berhasil ditetapkan sebagai Juara 1 Nasional Desa Wisata Kategori Rintisan, setelah dinyatakan lolos 50 Besar Desa Wisata Terbaik dan menempuh proses penilaian secara langsung serta dikunjungi Menparekraf pada awal Juli lalu. Yaitu, Desa Wisata Sembungan Kejajar,” papar Agus.
Ia menambahkan, pelatihan ini melibatkan narasumber Forum Komunikasi Desa Wisata dan Forum Komunikasi Pokdarwis Provinsi Jateng serta Kabupaten Wonosobo, Konsultan Pariwisata UKSW Salatiga Eko Suseno Maruti, juga perwakilan Bappeda, Dinsos PMD dan Disparbud Wonosobo.
Kabid Pemasaran Disparbud Wonosobo, Fatonah Ismangil menambahkan, bahwa para pengelola desa wisata harus benar-benar paham tentang sapta pesona pariwisata, aspek-aspek pengembangan pariwisata, dan regulasi-regulasi tentang tata kelola desa wisata.
“Setelah pelatihan ini akan dilakukan penandatanganan pakta integritas, sehingga apa yang sudah diperoleh dalam pelatihan ini harus ditindaklanjuti serta diterapkan, dan akan dimonitor serta dievaluasi secara periodik. Sehingga pelatihan ini tidak akan sia-sia,” tambah Fatonah. (ayu/disparbud.wonosobokab.go.id)