Berita Gunungkidul Hari Ini

Update Pencarian Korban Longsor di Dusun Blembem Semin, Pencarian Korban Dilanjutkan Hari Ini

Dua korban, yakni Karni (55) dan Karso Wijoyo (97) masih terjebak di reruntuhan material longsor yang menimpa rumahnya, Sabtu (19/11/2022) dini hari.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda
Dua eskavator sedang menggali reruntuhan longsor di Semin, Kabupaten Gunungkidul, Minggu (20/11/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Delapan jam lebih pencarian pada hari kedua korban tanah longsor di Padukuhan Blembem, Kalurahan Candirejo, Semin, Kabupaten Gunungkidul, masih belum menemui hasil, Minggu (20/11/2022).

Dua korban, yakni Karni (55) dan Karso Wijoyo (97) masih terjebak di reruntuhan material longsor yang menimpa rumahnya, Sabtu (19/11/2022) dini hari.

Kapolsek Semin, AKP Arif Heriyanto mengatakan, upaya maksimal telah dilakukan dalam pencarian kedua korban yang tertimbun tanah longsor.

Dua eskavator pun sudah digunakan untuk membongkar reruntuhan material longsor.

Dua anjing pelacak K-9 juga turut membantu mencari keberadaan korban yang merupakan ibu dan anak itu.

"Pencarian hari kedua masih nihil. Besok pagi (hari ini) akan dilanjut," ucap Arif, seusai pencarian korban.

Semula anjing pelacak dari kepolisian mengendus pada satu titik, yakni di rumah paling belakang.

Sebab diperkirakan dua korban terseret material longsor. Namun, korban tetap tak ditemukan meski tanah sudah digali.

"Itu posisi di rumah paling belakang," jelas Arif.

Untuk pencarian hari ini, Tim SAR Gabungan rencananya akan menyisir rumah yang dihuni korban.

"Yang di belakang itu bukan rumah korban. Makanya, besok rencana akan menyisir rumah yang dihuni korban," jelasnya.

Susun skema

Sebelum memulai pencarian, Koordinator Posko Basarnas Yogyakarta, Arif Rahman mengatakan, skema pertama untuk memudahkan pencarian, pihaknya menggunakan ekskavator akan membongkar dua rumah yang berada paling barat, khususnya yang tertimbun longsoran.

"Rencana eskavator untuk membersihkan semua. Depan dua rumah dibongkar," katanya, di posko relawan.

Setelah dua rumah itu dibongkar, diharapkan eskavator akan lebih leluasa untuk menyingkirkan material longsor.

Arif Rahman menjelaskan, bukit yang longsor itu berada di sisi timur dari bangunan rumah.

Material longsoran turun dan mengarah ke barat. Terdapat lima rumah yang berada tepat di bawah bukit itu.

"Arah longsoran ke barat, dua rumah terkena longsor dan atapnya numpuk di tiga rumah berikutnya," ungkapnya.

Kendati demikian, pihaknya belum dapat menyimpulkan dua korban itu terjebak di lokasi mana.

"Kami belum tahu, yang jelas total ada lima rumah," tegasnya.

Baca juga: Dua Korban Longsor di Gunungkidul Belum Berhasil Dievakuasi, Pencarian Kembali Dilanjutkan Hari Ini

Kendala

Di tengah upaya evaluasi, sempat terjadi tiga kali longsor susulan di lokasi. Arif Rahman menjelaskan, longsor susulan itu terjadi pada pukul 08.45 WIB.

Lokasinya berada di bukit belakang rumah para korban.

Material longsor susulan itu berupa tanah dan sejumlah pepohonan.

Meski dampak longsor susulan terbilang kecil, namun getaran longsor dapat dirasakan oleh tim yang memantau di atas bukit.

Tingginya material longsor mengakibatkan proses pencarian menjadi cukup sulit.

Proses pencarian dibagi menjadi dua sektor.

Dari sisi kiri rumah korban, Basarnas telah mengirim satu regu untuk menyisir lokasi atau rumah korban. Lalu, di sebelah bawah ada satu regu untuk melakukan penyisiran.

Ada sekitar 110 personel dikerahkan untuk melacak posisi kedua korban selama sehari penuh kemarin.

Pihak Basarnas pun berkoordinasi dengan BMKG untuk mendapatkan informasi pantauan cuaca demi optimalisasi upaya evakuasi.

"Karena karakteristik wilayah sini bebatuan padas. Kalau panas kering, kalau hujan batu tergerus jadi lumpur," pungkas Arif Rahman.

Pencarian hari kedua dua korban longsor itu dimulai pada Minggu (20/11) sejak pukul 08.30 WIB.

Proses pencarian sempat terhenti sesaat akibat hujan yang melanda lokasi evakuasi.

Akibat peristiwa itu, pihak kelurahan juga telah membuka beberapa tempat pengungsian dan dapur umum. 

 

Siaga Darurat Bencana

Empat kabupaten di DIY menerapkan status siaga darurat bencana sejak awal November 2022.

Pernyataan status siaga darurat itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana, saat meninjau lokasi tanah longsor di Padukuhan Blembem, Candirejo, Kecamatan Semin, Gunungkidul, kemarin.

Biwara mengatakan, status siaga darurat diambil lantaran empat wilayah itu masuk dalam kategori kerawanan bencana yang tinggi.

Empat kabupaten itu yakni Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul.

Biwara memaparkan, penerapan status tanggap darurat dimungkinkan berlangsung sampai dengan Februari 2023 mendatang.

Cuaca ekstrem diprediksikan akan berlangung hingga tiga bulan ke depan.

"Rilis BMKG menyampaikan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan sampai Februari. Artinya sampai dengan bulan itu kita akan berhadapan dengan cuaca ekstrem," urainya.

Sementara itu, BPBD DIY terus memberikan dukungan terhadap proses evakuasi dua korban yang masih tertimbun longsor.

Biwara menyebut, semua upaya telah dikerahkan dalam proses pencarian dua korban tanah longsor ini.

Sejumlah bantuan logistik bagi para pengungsi juga tak henti-hentinya dikirim.

"Kami sesuai tugas masing-masing Tagana di posko siap dukung logistik. Relawan masyarakat, Basarnas, dan lainnya ada," ujarnya.

Dalam hal ini, Biwara mengimbau masyarakat tetap waspada di tengah kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved