Pemkot Yogyakarta Gencarkan Posbindu di Tingkat RW untuk Upaya Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular

Sejauh ini tercatat ada sekitar 150 Posbindu yang aktif bergulir, dari total 600 RW di penjuru Kota Pelajar.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Suasana Posbindu yang digulirkan di Balai Kota Yogyakarta untuk kalangan ASN di lingkungan Pemkot Yogyakarta, Senin (14/11/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta menggencarkan realisasi Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) di lingkungan warga masyarakat, untuk upaya deteksi dini terhadap ragam penyakit tidak menular.

Bukan tanpa alasan, jenis penyakit itu, masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, bahkan dunia.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, menyampaikan idealnya Posbindu aktif di tingkat RW.

Dengan begitu, warga masyarakat bisa mengakses secara mudah lantaran jarak yang relatif dekat.

"Sekarang kami mendorong agar setiap RW memiliki Posbindu masing-masing. Jadi, pemeriksaannya akan difasilitasi oleh puskesmas yang berkoordinasi dengan pemangku wilayah setempat," ujarnya, di sela agenda Posbindu di Balai Kota Yogya, Senin (14/11/2022).

Lana menandaskan, sejauh ini tercatat ada sekitar 150 Posbindu yang aktif bergulir, dari total 600 RW di penjuru Kota Pelajar.

Dirinya berharap, seiring berjalannya waktu, jumlah Posbindu bisa makin melonjak, sehingga tingkat kesehatan warga masyarakat dapat terpantau secara rutin dan berkala nantinya.

"Karena kelompok usia produktif, yakni usia 15 hingga 59 tahun, idealnya melakukan deteksi dini minimal satu kali dalam setahun. Nah, deteksi dini itu dapat difasilitasi Puskesmas melalui Posbindu ini," ungkapnya.

Pasalnya, berdasar laporan WHO, angka kematian di dunia akibat penyakit tidak menular mencapai sekitar 41 juta orang.

Angka tersebut, sekira 74 persen dari total kematian yang terjadi, dengan penyakit tidak menular beragam jenis, antara lain diabetes, kanker, hipertensi, stroke, asma, jantung dan lain-lain.

"Di sisi lain penyakit menular masih cukup banyak kita jumpai. Tapi, penyakit tidak menular itu trennya juga meningkat. Bahkan, sering menjadi komorbid atau penyerta dari penyakit menular," tandas Lana.

Karena itu, selain menggencarkan Posbindu di tengah warga masyarakat, Dinkes juga menyasar para ASN di lingkungan Pemkot Yogyakarta, melalui agenda rutin empat kali dalam setahun.

Setiap hasil pemeriksaan, lanjutnya, diunggah dalam bentuk e-rekam medis lewat akun Jogja Smart Service (JSS) para pegawai.

"Dengan begitu, setiap peserta bisa melihat hasil pemeriksaan sebelumnya, agar bisa membandingkan kondisi terkini dengan kemarin. Tetapi, yang penting, hasil pemeriksaan jadi penyadaran," katanya.

"Selanjutnya, ada perubahan perilaku bagi warga yang memiliki potensi risiko penyakit tidak menular, dengan menerapkan gaya hidup sehat," imbuh Lana. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved