DPD REI DIY Sebut Penjualan Rumah Pada Kuartal IV 2022 Turun, Investasi Naik
Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) DIY memprediksi penjualan rumah pada kuartal IV 2022 bakal turun. Hal itu karena masyarakat
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) DIY memprediksi penjualan rumah pada kuartal IV 2022 bakal turun.
Hal itu karena masyarakat memilih untuk menunda pembelian hunian.
Ketua DPD REI DIY, Ilham Muhammad Nur mengatakan penundaan pembelian rumah terjadi karena masyarakat khawatir terjadi resesi ekonomi pada 2023 mendatang.
Baca juga: Ikatan Apoteker di Sleman Gelar Konfercab Empat Tahunan, Komitmen Eliminasi Tuberkulosis
Menurut dia, kewasapdaan yang didengungkan pemerintah untuk menghadapi resesi, justru membuat masyarakat khawatir.
Akibatnya masyarakat memilih menunda membeli rumah hunian.
"Okelah ada pengaruh (resesi ekonomi), contohnya suku buku kredit kan naik. Tetapi kebaikannya relatif tidak terlalu besar kalau dipresentase. Contoh angsuran Rp2 juta, dengan kenaikan BI rate (kenaikan suku bunga acuan), itu naiknya cuma ratusan ribu kok, Rp50-100 ribu kurang lebih, relatif tidak ada pengaruh besar," katanya, Senin (14/11/2022).
"Hanya saja karena masyarakat merasa ketakutan, bunga bank naik, akan terjadi resesi, sehingga masyarakat menahan diri (menunda untuk beli rumah). Kalau saya memprediksi kuartal terakhir ini akan terjadi penurunan, karena sekarang sudah mulai ada penurunan. Ini yang kami sayangkan," sambungnya.
Menurutnya, masyarakat yang memilih menunda pembelian rumah justru akan rugi.
Daripada membayar sewa rumah, lebih baik digunakan untuk uang muka.
Apalagi ke depan harga rumah diperkirakan terus naik. Menurut data, setiap tahun ada kenaikan harga sekitar 2 persen.
Meski penjualan rumah hunian menurun, ia mencatat pembelian rumah untuk investasi terus tumbuh.
Baca juga: Museum Muhammadiyah Resmi Dibuka: Masyarakat Bisa Rasakan Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan
Faktanya tidak sedikit masyarakat yang membeli rumah di atas Rp1 miliar.
"Tetapi di saat yang sama, orang yang bisa melihat peluang justru membeli rumah untuk investasi. Karena mereka ambil peluang itu. Sementara masyarakat yang takut memanfaatkan uangnya untuk belanja (beli rumah), malah rugi. Karena harganya ke depan semakin tinggi," terangnya.
Ilham menambahkan properti menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan. Hal itu karena bisnis properti tergolong konsisten. (maw)