Berita Jogja Hari Ini

GIPI DIY Sebut Resesi Ekonomi Bakal Pengaruhi Wisatawan Menengah ke Bawah

Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY mewaspadai ancaman resesi ekonomi 2023. Pasalanya resesi ekonomi dengan kenaikan inflasi di hampir

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY mewaspadai ancaman resesi ekonomi 2023.

Pasalnya resesi ekonomi dengan kenaikan inflasi di hampir semua negara menjadikan ekonomi 2023 masih 'abu-abu'.

Ketua GIPI DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan resesi ekonomi akan mempengaruhi daya beli pasar.

Baca juga: KECELAKAAN Maut di Sleman: Seorang Mahasiswa Meninggal Dunia, Pengendara Mobil Kabur

Menurutnya wisatawan menengah ke bawah  bakal lebih mengutamakan kebutuhan pokok atau primer, sehingga pariwisata akan menjadi kebutuhan sekunder.

Dan dampaknya pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan.

"Mungkin tidak begitu berpengaruh di market middle up (pasar menengah ke atas)," katanya, Sabtu (05/11/2022).

Untuk itu, pihaknya mendorong agar industri pariwisata di DIY mempersiapkan diri menuju pariwisata yang berkualitas dan bertanggungjawab.

Secara jangka pendek, perlu ada reorientasi pada pariwisata yang berkualitas.

Sehingga dibutuhkan berbagai peningkatan, baik dari segi SDM maupu infrastruktur.

"Fasilitasi dan penguatan untuk 3A (amenities, accesbility, attraction). Kemudian percepatan pembangunan infrasrtuktur di destinasi super prioritas. Diperlukan pula promosi pariwisata tepat sasaran, efisien,dan sustaibalble dalam mengembangjan market," terangnya.

Sebelumnya, Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), Amirullah Setya Hardi, S.E., Cand.Oecon., Ph.D., menyebut ancaman resesi ekonomi memang harus diwaspadai.

Meski begitu, Pemda DIY harus tetap optimis. 

Alasannya, ia melihat ada optimisme di perekonomian DIY. Optimisme tersebut dilihat dari kunjungan wisatawan ke DIY yang masih tinggi.

Bahkan ia memprediksi kunjungan wisatawan ke DIY berlangsung hingga akhir tahun. 

"Kunjungan pariwisata masih tinggi dan ini akan berlangsung akhir tahun. Kalau indikatornya orang yang datang ke Jogja sebagai salah satu penggerak ekonomi di Jogja, saya kira kita masih punya optimisme," terangnya.

Baca juga: GIPI DIY Sambut Baik Penambahan Penerbangan Internasional ke YIA

Menurut Dosen FEB UGM tersebut, DIY merupakan melting pot, sehingga apapun dari luar DIY ketika masuk ke Yogyakarta memiliki nilai tambah. 

Hal itu karena DIY memiliki daya sentuh yang cukup baik untuk mengemas produk layak jual. 

Keunggulan itu itulah yang harus ditangkap oleh Pemda DIY dan masyarakat. Sehingga baik barang maupun jasa bisa dijual kepada wisatawan

"Inflasi memang akan menurunkan daya beli masyarakat, tetapi sepertinya tidak terlalu signifikan untuk pariwisata. Karena orang mau berwisata itu kan pasti udah nyiapin  budget, berbeda dengan konsumsi sehari-hari. Yang harus ditangkap adalah wisatawan yang tidak bukan shoper, sehingga tetap spending uang di DIY," ujarnya. (Maw)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved