Berita Jogja Hari Ini

Puncak Kenaikan Kasus Diprediksi Desember-Januari, Satgas Covid-19 DIY: Tetap Pakai Masker 

Kasus Covid-19 di DIY mengalami tren kenaikan selama beberapa hari terakhir. Kenaikan diprediksi terus terjadi hingga akhir tahun 2022 dan awal Januar

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
covid19.go.id
Ilustrasi Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus Covid-19 di DIY mengalami tren kenaikan selama beberapa hari terakhir. Kenaikan diprediksi terus terjadi hingga akhir tahun 2022 dan awal Januari 2023.
 
Wakil Sekretaris Satgas Covid-19 DIY Biwara Yuswantana mengatakan, berdasarkan analisis perkembangan Covid-19 di negara yang lain, kira-kira kasus Covid-19 DIY akan mencapai puncaknya dalam 40 hari dan kemudian akan kembali turun.

Biwara pun memastikan bahwa hingga saat ini DIY masih menerapkan kebijakan PPKM level 1.

Baca juga: Update Terbaru Kasus Gagal Ginjal di Indonesia Per 3 November : Ada 323 Kasus, 190 Pasien Meninggal

"DIY masih PPKM level 1 jadi tetap pakai masker di dalam ruangan dan kalau di luar lihat situasinya," kata Biwara seusai mengikuti rapat koordinasi bersama Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan membahas kenaikan kasus corona, Jumat (4/11/2022).

Meski ada kenaikan, kondisi penularan Covid-19 masih tergolong terkendali.

Tingkat keterisian RS juga tidak mengalami kenaikan signifikan buntut kenaikan kasus.

Hal ini disebabkan karena mayoritas pasien hanya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali.

"Intinya memang ada peningkatan dari sisi kasus tapi dari sisi gejala tidak ya. Artinya dampaknya tidak berat," ujarnya.

Baca juga: Paku Alam VIII Akan Dinobatkan Pahlawan Nasional Setelah Lalui Proses Pengusulan 10 Tahun Lamanya

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DIY, Setyarini Hestu Lestari belum bisa memastikan apakah subvarian Omicron XBB menjadi penyebab kenaikan kasus terkonfirmasi di DIY.

Hingga saat ini Dinkes DIY masih melakukan pemeriksaan sampel dengan metode whole genome sequencing untuk mendeteksi persebaran virus subvarian baru tersebut di wilayah DI Yogyakarta.

"Kalau varian baru di DIY belum bisa matur karena kita baru akan melakukan sequencing untuk melihat variannya apa. Kurang lebih seminggu ke depan paling cepat. Karena untuk WGS kita harus mengumpulkan beberapa sampel," jelasnya. (tro)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved