Kerumunan Maut di Itaewon
Pengakuan Saksi Tragedi Itaewon: Suasana Mencekam, Mayat di Jalanan, Itaewon Sudah Ramai Sejak Jumat
Inilah pengakuan saksi tragedi Itaewon sebabkan 151 orang tewas. Kondisi ramai sejak Jumat, Sabtu malam makin padat, mayat tergeletak di jalanan.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Tragedi perayaan Halloween di Itaewon pada Sabtu (29/10/2022) telah menelan setidaknya 151 korban jiwa sampai saat artikel ini ditulis.
Dikutip dari Yonhap News, Minggu (30/10/2022), Choi Seong Beom, Kepala Pemadam Kebakaran Wilayah Yongsan (yang mencakup pula wilayah Itaewon) melaporkan, dari total 151 korban jiwa, 97 di antaranya berjenis kelamin perempuan dan 54 lainnya laki-laki.
Sebanyak 19 orang korban jiwa dalam tragedi Itaewon adalah warga negara asing yang berasal dari Iran, Uzbekistan, China dan Norwegia, demikian kata Choi Seong Beom.
Sementara itu, ada setidaknya 82 orang korban luka yang masih dalam perawatan medis, 19 di antaranya mengalami luka serius.
Dipaparkan Choi Seong Beom, mayoritas korban merupakan anak muda berusia akhir belasan tahun dan usia 20 tahunan.
Diwartakan The New York Times, Sabtu (29/10/2022), media lokal Korea Selatan menyebutkan ada setidaknya 100.000 orang yang memadati area Itaewon.
Mereka datang ke Itaewon untuk merayakan Halloween tanpa masker dan tanpa batasan jumlah pengunjung untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 melanda.
Baca juga: Korban Tewas Tembus 151 Orang, Saksi Sebut Halloween 2022 di Itaewon Kurang Polisi
Pengakuan Saksi Tragedi Itaewon: Sudah Ramai sejak Jumat

Menurut laporan Yonhap News, saksi dan korban selamat tragedi Itaewon mengatakan, ada lonjakan kerumunan di gang menurun selebar sekitar 4 meter di daerah Itaewon.
Mereka terdorong ke bawah oleh kerumunan orang.
“Orang-orang terus mendorong ke gang klub yang menurun, mengakibatkan orang lain berteriak dan jatuh seperti kartu domino,” demikian tulis seorang saksi anonim melalui media sosial Twitter, seperti dikutip Tribunjogja.com dari Yonhap News.
“Saya pikir saya akan dihancurkan sampai mati juga karena orang-orang terus mendorong tanpa menyadari ada orang yang jatuh di awal peristiwa desak-desakan,” tutur saksi anonim tersebut.
Hingga kini, pihak berwenang Korea Selatan masih terus menginvestigasi penyebab dari kerumunan di Itaewon yang menewaskan ratusan nyawa itu.
Adapun Kelly Kasulis Cho, seorang jurnalis sekaligus editor The Washington Post yang berdomisili di kawasan Itaewon, Kota Seoul, Korea Selatan melaporkan, dirinya telah bertemu dengan sejumlah saksi di tempat kejadian perkara (TKP).
Melalui akun media sosial Twitter pribadinya @KasulisK, Kelly menyebutkan, dalam rangka perayaan Halloween 2022 yang jatuh pada 31 Oktober mendatang, kawasan Itaewon sudah ramai sejak Jumat, 28 Oktober 2022, sehari sebelum kejadian maut saling dorong terjadi.
“Saya baru saja berbicara dengan seorang (saksi) yang mengatakan bahwa dia berada di gang Itaewon yang sama (TKP) pada Jumat (28/10/2022) malam (malam, sehari sebelum kejadian),” tulis Kelly, Minggu (30/10/2022) pukul 12:54 WIB.
“Dan (saksi) takut akan kerumunan orang. (Menurut pengakuan saksi) sulit untuk bergerak atau membedakan siapa yang mengantri untuk bar (memesan sesuatu di bar) dan siapa yang mencoba melewatinya (sekedar lewat di gang),” jelas Kelly.
“(Saksi) yang lain memberitahu saya bahwa ada kerumunan (dengan skala) yang lebih kecil pada hari Jumat (28/10/2022),” katanya.
Seorang pemilik akun Twitter @thelilwanderer kemudian membalas cuitan Kelly. Ia mengaku berada di TKP pada Jumat, sehari sebelum tragedi Itaewon terjadi.
“Itaewon (sudah) ramai pada hari Jumat tetapi tidak separah kemarin (Sabtu). Pada titik tertentu, teman-teman saya dan saya terjebak dalam kerumunan dan tidak bisa bergerak, tetapi akhirnya (kami) berhasil tiba di klub yang kami tuju. (Kerumunan) Sabtu jauh lebih buruk,” tuturnya.
Baca juga: Kisah Tragis Choi Boseong Pemuda Korsel yang Tewas dalam Tragedi Itaewon saat Rayakan Ultah
Suasana mencekam tampak jelas dari Hotel Hamilton, Itaewon

Kelly Kasulis Cho melalui Twitter pada Minggu (30/10/2022) pukul 11:06 WIB bercerita bahwa dirinya juga menemui saksi tragedi Itaewon yang menginap di Hotel Hamilton.
Untuk diketahui, Hotel Hamilton adalah berada di kawasan Itaewon, lokasinya bersebelahan dengan gang TKP tragedi Itaewon.
“Baru saja saya berbicara dengan dua orang yang menginap di Hotel Hamilton saat penyerbuan (kerumunan) terjadi,” kata Kelly.
“Mereka (saksi tragedi Itaewon) mengatakan kepada saya bahwa dari jendela hotel, mereka mendengar jeritan datang dari gang dan bisa melihat orang-orang memberikan CPR (cardiopulmonary resuscitation atau resusitasi jantung paru),” jelas Kelly.
“(Saat kejadian) mereka (saksi) melihat 7 orang tewas dan melihat orang-orang yang tertutup wajahnya. Mereka juga melihat setidaknya 3 orang menerima oksigen melalui pompa tangan saat berada di atas brankar di hotel,” papar Kelly.
“(Mereka juga melihat korban) di brankar ke-4 dengan tubuh disegel di dalam tas,” imbuh jurnalis The Washington Post itu.
“Sebelumnya, mereka (saksi) mengatakan bahwa mereka hanya melihat beberapa petugas (polisi) mengatur lalu lintas, tetapi kemudian 20 ambulans dan truk pemadam kebakaran tiba,” jelas Kelly.
“Mengerikan, sangat mengerikan untuk dilihat,” demikian kata saksi tragedi Itaewon, seperti yang ditulis Kelly dalam cuitannya.
Baca juga: Cerita Horor Saksi Tragedi Itaewon, Orang Berdesakan, Jatuh Seperti Domino di Jalan Turunan
Tragedi Itaewon: Mayat Tergeletak di Jalanan, Saksi Tak Bisa Tidur Semalaman

Masih dari cuitan Kelly, ada seorang saksi yang melihat ada banyak mayat yang tergeletak di jalanan.
Kesaksiannya selaras dengan foto-foto yang beredar di media sosial. Foto tersebut memperlihatkan banyak orang tergeletak di jalan dengan kondisi wajah tertutup kain handuk.
“Saya berbicara dengan dua orang (saksi) yang mendengar teriakan dan melihat bagian dari kerumunan Itaewon,” kata Kelly melalui Twitter, Minggu (30/10/2022) pukul 12:46 WIB.
Dua orang saksi tragedi Itaewon itu bercerita pada Kelly, bahwa mereka melihat tubuh tergeletak di jalan.
“Hanya tampak tubuh orang-orang. Segera setelah kami mulai melihat orang-orang yang wajahnya ditutup dengan kain handuk, jelas orang-orang itu sudah mati. Itu mengerikan, mengerikan untuk dilihat,” kata saksi tragedi Itaewon kepada Kelly.
Sementara itu, seorang saksi yang berprofesi sebagai manajer sebuah restoran di Itaewon bercerita pada Kelly bahwa ia tak dapat tidur semalaman usai melihat tragedi mengerikan tersebut.
“Dia (manajer restoran di Itaewon, saksi tragedi) mengatakan dia juga melihat orang-orang sekarat di tanah, di depannya, dan lusinan orang menerima CPR di jalan,” tulis Kelly melalui Twitter @KasulisK, Minggu (30/10/2022) pukul 09:37 WIB.
“Aku tidak tidur semalam,” kata saksi tragedi Itaewon yang merupakan seorang manajer restoran itu kepada Kelly.
Baca juga: BUNTUT Tragedi Itaewon, SM Entertainment, Starbucks, Lotte Buang Produk Halloween dan Batalkan Acara
Masa berkabung nasional di Korea Selatan

Melansir Yonhap News, Minggu (30/10/2022), Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol hari ini, Minggu 30 Oktober 2022 mengumumkan masa berkabung nasional di Korea Selatan atas tragedi maut Halloween di Itaewon, Seoul.
Ia memerintahkan penurunan bendera setelah tragedi Itaewon pada Sabtu (29/10/2022) malam menewaskan sedikitnya 151 orang, termasuk 19 orang warga negara asing.
“Ini benar-benar mengerikan. Tragedi dan bencana hari Sabtu seharusnya tidak pernah terjadi,” kata Yoon Suk Yeol, seperti diwartakan Yonhap News.
“Sebagai presiden, yang bertanggung jawab atas kehidupan dan keselamatan rakyat, hati saya terasa berat dan saya berjuang untuk mengatasi kesedihan saya,” ucap Yoo Suk Yeol.
“Pemerintah akan menetapkan masa berkabung nasional mulai hari ini sampai kecelakaan (tragedi Itaewon) dapat dikendalikan,” sebut Presiden Korea Selatan itu.
“(Pemerintah) akan menempatkan prioritas utama dalam urusan administrasi dalam pemulihan dan tindakan lanjutan,” tuturnya.
Sampai saat ini pihak berwenang masih melakukan investigasi untuk mencari penyebab utama kejadian penumpukan massa di sebuah gang Itaewon hingga menewaskan ratusan nyawa tersebut. (Tribunjogja.com/ANR)