Kerumunan Maut di Itaewon
Kisah Tragis Choi Boseong Pemuda Korsel yang Tewas dalam Tragedi Itaewon saat Rayakan Ultah
Minggu (30/10/2022) pukul 09:00 KST setidaknya sudah ada 151 orang dilaporkan meninggal dunia akibat tragedi Itaewon, salah satunya Choi Boseong.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Iwan Al Khasni
“Dia (Choi Boseong) telah meninggal, katanya (kata Gabriela),” tutur Kelly.
“Dia (Choi Boseong) berusia 24 tahun dan keluar (pergi ke Itaewon) untuk merayakan ulang tahunnya. Sangat tragis,” pungkas Kelly.
Sementara itu, Gabriela melalui akun Twitter pribadinya mengungkapka, ia akan terbang ke Korea Selatan.
“Siapa yang mengira bahwa saya harus terbang ke Korea besok tetapi untuk mengucapkan selamat tinggal pada orang tercinta dalam hidup saya... dan (hari itu) pada hari ulang tahunnya (ulang tahun Choi Boseong),” tulis Gabriela dalam Bahasa Spanyol.
“Hidup ini sangat tidak adil,” pungkasnya.
Penyebab tragedi Itaewon

Sampai artike ini ditulis, pihak berwenang Korea Selatan belum menemukan penyebab pasti dari tragedi di Itaewon.
Memang, telah dilaporkan ada setidaknya 100.000 orang anak muda yang berkumpul di kawasan Itaewon untuk merayakan Halloween.
Namun, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kerumunan anak muda tersebut berbondong-bondong saling dorong hingga ratusan nyawa melayang akibat henti jantung dan sesak napas.
Yonhap News mewartakan, rekaman video yang tersebar di media sosial menunjukkan petugas penyelamat dan orang biasa melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation atau resusitasi jantung paru) pada korban yang tergeletak tak sadarkan diri di jalanan.
Otoritas kebakaran Korea Selatan menerima puluhan laporan dari orang-orang di daerah Itaewon tentang adanya pasien yang kesulitan bernapas.
Hal tersebut pertama kali dilaporkan sekitar pukul 22:15 KST (00:15 WIB).
Menurut laporan Yonhap News, saksi dan korban selamat tragedi Itaewon mengatakan, ada lonjakan kerumunan di gang menurun selebar sekitar 4 meter di daerah Itaewon.
Mereka terdorong ke bawah oleh kerumuman orang.
“Orang-orang terus mendorong ke gang klub yang menurun, mengakibatkan orang lain berteriak dan jatuh seperti kartu domino,” demikian tulis seorang saksi anonim melalui media sosial Twitter, seperti dikutip Tribunjogja.com dari Yonhap News.