Kini Sumber Air SG Penuhi Kebutuhan Air Bersih 240 Rumah Di Kapanewon Sleman
"Saat ini ada dua ratus empat puluh rumah di (Kalurahan) Triharjo dan Trimulyo yang menerima aliran air bersih" jelas Bisminarno.
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sebanyak 240 rumah yang ada di Kalurahan Triharjo dan Trimulyo, Sleman mendapat pasokan air bersih dari sumber air yang terdapat di Padukuhan Murangan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman.
"Saat ini ada dua ratus empat puluh rumah di (Kalurahan) Triharjo dan Trimulyo yang menerima aliran air bersih" jelas Bisminarno, Ketua Paguyuban "Agawe Makmur" yang mengelola sumber air tersebut.
Ditemui Senin (24/10/2022), Bisminarno menjelaskan, sumber air yang dikelola oleh kelompoknya tersebut menghasilkan volume debit 3,2 meter kubik air bersih per detik.
Menurutnya, jumlah tersebut bisa mensuplai lebih banyak rumah tangga yang ada di sekitar lokasi sumber air. Namun karena keterbatasan dana, sampai saat ini baru 240 rumah yang bisa dilayani.
"Sebenarnya banyak sekali warga yang meminta kepada kami agar rumahnya bisa mendapat pasokan air bersih dari sini. Namun karena keterbatasan dana yang ada, sementara ini kami belum bisa melayani semua," tambahnya.
Disinggung soal biaya perawatan instalasi air bersih, Bisminarno menjelaskan setiap rumah yang mendapat pasokan air melakukan iuran sebesar Rp. 10.000 setiap bulannya.
Pembangunan bak penampungan dari sumber mata air tersebut dibiayai oleh Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Ke depan, Bisminarno berharap pemerintah dapat membantu pembiayaan sehingga lebih banyak lagi rumah di lingkungannya yang bisa mendapatkan air bersih dari sumber air yang terdapat di tanah SG tersebut.
Senada, Mardiono, warga Padukuhan Murangan, Triharjo, Sleman. Merasa terbantu dengan adanya sumber air tersebut.
Menurutnya, saat ini sumur- sumur milik tetangganya rata- rata memiliki kedalaman antara 8 sampai 9 meter.
Saat musim kemarau, beberapa rumah mengalami kesulitan air bersih karena sumur milik warga tersebut mengering.
"Dengan adanya sumber air ini kami merasa terbantu, apalagi saat musim kemarau dapat membantu warga untuk konsumsi rumah tangga," kata Mardiono.
Dilain pihak, pegiat lingkungan yang juga cucu Sri Sultan HB X, RM Gustilantika Marrel Suryokusumo berharap warga bisa mengelola sumber air tersebut dengan baik.
"Harapannya masyarakat bisa mengelola airnya dengan baik. Jangan sampai sumber airnya menjadi tercemar. Karena ada studi, tiga puluh sampai empat puluh tahun lagi permasalahan air akan menyerang Jogja, dan kita sudah melihat permasalahan air di Jogja sudah mulai timbul tiga sampai lima tahun belakangan,'' kata Marrel saat melihat langsung ke lokasi.
Selain itu, Marrel menilai sejauh ini warga mengelola dan merawat sumber air yang berada di atas tanah SG tersebut dengan baik.
