KKB Papua
Polisi Minta Bantuan Masyarakat Untuk Bantu Tangkap Anggota KKB Papua yang Bantai Pekerja Proyek
polisi meminta bantuan kepada masyarakat agar bisa membantu memberikan infomasi soal keberadaan pelaku.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, PAPUA - Jajaran Polda Papua Barat meminta bantuan kepada masyarakat untuk mengamankan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang membantai empat pekerja proyek jalan Trans papua di Distrik Moskona Utara, Kabupaten Teluk Bintuni, pada Kamis (29/9/2022) lalu.
Polisi sendiri sudah mengetahui identitas para pelaku yang melakukan aksi penyerangan tersebut.
Total ada 12 pelaku yang teridentifikasi oleh aparat kepolisian.
Saat ini polisi sudah menetapkan 12 pelaku tersebut dalam daftar pencarian orang.
Ke-12 pelaku yakni Martinus Aisnak, Frangky Muuk, Tom Aimau, Manfret Fatem, Manuel Aimau, Sutiawan Orocomna, Barnabas Muuk, Matias Aisasior, Marthen Aikingging, Willy Sakof, Thomas Muuk dan seorang lainnya tidak disebut identitasnya karena masih di bawah umur.
Pengejaran terhadap anggota KKB Papua yang menjadi pelaku pembantaian 4 pekerja jalan trans Papua ini bukan perkara mudah meski polisi sudah mengetahui identitasnya.
Sebab, kondisi medannya cukup menyulitkan dan sejumlah persoalan lainnya.
Untuk itu, polisi meminta bantuan kepada masyarakat agar bisa membantu memberikan infomasi soal keberadaan pelaku.
"Kita sadari tanpa bantuan masyarakat kita justru mendapat kendala," kata Dirkrimum Polda Papua Barat Kombes Pol Novia Jaya seperti yang dikutip dari TribunPapuaBarat.com, Selasa (11/10/2022).
Melihat kondisi yang ada di lapangan tersebut, salah satu upaya yang ditempuh oleh kepolisian adalah dengan menyebarkan data para pelaku kedalam daftar pencarian orang.
Dengan begitu, nantinya masyarakat bisa mengetahui keberadaan pelaku dan diharapkan bisa menyampaikannya ke kepolisian.
Sehingga, pada pencarian ini bisa ada sebuah sinergitas antara petugas dan masyarakat di sekitar lokasi.
Tak hanya itu, dalam melakukan pencarian pihaknya pun tetap melibatkan intelijen.
"Kita tetap kedepankan langkah intelijen agar bisa mendeteksi mereka yang melakukan penyerangan," jelasnya.
Ia memastikan, upaya pengejaran ini para pelaku diduga masih di wilayah Teluk Bintuni dan Maybrat.
