Bupati Bantul Abdul Halim Muslih
Bupati Abdul Halim Dampingi Puluhan Penjual Jamu Keliling Sambut Tamu Kementerian di Canden Jetis
Puluhan penjual jamu keliling berjajar di sepanjang sisi jalan Desa Wisata Kiringan, Kalurahan Canden, Kapanewon Jetis, Rabu (12/10/2022).
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Puluhan penjual jamu keliling berjajar di sepanjang sisi jalan Desa Wisata Kiringan, Kalurahan Canden, Kapanewon Jetis, Rabu (12/10/2022).
Baca juga: Bupati Halim Jelaskan Konsep Kabaruan Inovasi Bantul Seroja
Baca juga: Bupati Halim Jelaskan Manfaat Seroja Hasil Inovasi Pemkab Bantul
Para perempuan ini menyambut tamu dari 7 kementerian/lembaga teknis pada acara kunjungan upaya literasi dan inovasi berbasis desa di Desa Wisata Jamu. Acara ini diinisiasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.
Bupati bantul Abdul Halim Muslih menyatakan, bahwa jamu di Kabupaten Bantul bukan hanya sebagai sarana peningkatan kesehatan masyarakat. Namun, juga sebagai motor penggerak ekonomi serta pemberdayaan perempuan di wilayah Kalurahan Kiringan, Canden.

“Kekuatan potensi jamu di Bantul ini ditetapkan sebagai inovasi daerah oleh Dinas Kesehatan, yakni Bantul Seroja (Sehat Ekonomi Meningkat Karo Jamu). Inovasi ini berhasil masuk ke jajaran TOP 45 Inovasi Publik tingkat nasional,” terang Abdul Halim Muslih.
Bupati Abdul Halim Muslih menjelaskan, bahwa Padukuhan Kiringan sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata Jamu yang ada di Kabupaten Bantul.
Bupati menyebut, bahwa jamu sebagai komoditi telah diproduksi dan diperdagangkan sejak puluhan, bahkan ratusan tahun lalu. Maka dari itu, pemerintah punya kepentingan untuk mengembangkan potensi ini.
“Kita mengembangkan dari potensi yang kita miliki. Jamu yang selama ini diproduksi secara tradisional dan dijajakan secara tradisional, keliling, masih berlangsung sampai hari ini. Tapi, itu saja tidak cukup. Kita ingin masyarakat luas mengkonsumsi jamu, maka dibuatlah inovasi misalnya selai, kapsul, minuman kalengan, atau botol dan dikirim melalui ekspedisi,” ujar Halim.
Sebagai informasi, Desa Kiringan sendiri merupakan sentra industri jamu tradisional di Kabupaten Bantul. Keberadaannya ditetapkan melalui Peraturan Bupati Bantul.
Ekosistem ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Saat ini 132 orang penjual jamu masih aktif menjajakan jamunya di sekitar Jetis, Pundong, Imogiri, hingga Pleret. (ayu)