Bupati Bantul Abdul Halim Muslih
Bupati Halim Minta Masyarakat Tidak Kendorkan PSN, Terus Tingkatkan 3M untuk Kurangi Risiko DBD
Dinkes Bantul mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Penulis: Santo Ari | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Apalagi kondisi cuaca saat ini memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak termasuk nyamuk Aedes aegypti yang merupakan sumber penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Baca juga: Masyarakat Dinilai Mengendorkan PSN, Kasus DBD Melonjak Hingga 802 Kasus, Tiga Meninggal
Baca juga: Bupati Halim Tabuh Kentongan Besar Sebagai Tanda Dimulainya TMMD #3
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan setiap tahun bidang surveiland Dinas Kesehatan Bantul selalu melakukan pantauan berdasarkan ilmu epidemiologi, sehingga titik-titik rawan terhadap DBD terpantau petanya.
“Terkait mengendornya PSN, kami juga mengimbau seluruh warga masyarakat untuk tetap melakukan 3M (menguras, mengubur, dan menutup) tempat penampungan air dan barang bekas. Ini sebagai upaya untuk mengurangi tempat berkembangnya sarang nyamuk,” ucap Bupati Abdul Halim Muslih, di sela pembukaan TMMD Tahap III 2022 di Lapangan Girirejo, Kapanewon Imogiri, Selasa (11/10/2022).
Bupati Bantul menambahkan, Pemkab Bantul melalui Dinas Kesehatan bersama World Mosquito Program (WMP) saat ini, tengah menjalankan program ‘Wolbachia wis Masuk Bantul’ atau ‘WOW Mantul’, sejak Mei 2022 silam.
“Dinkes bersama WMP menyebar ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia. Dengan demikian, nyamuk ber-wolbachia yang menetas dapat kawin dengan nyamuk lokal dan dapat mematikan virus dengue penyebab penyakit DBD,” tambah Abdul Halim.
Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit Dinkes Bantul, dr Sri Wahyu Joko Santoso menjelaskan, saat ini curah hujan sudah sering dengan tingkat kelembaban tinggi. Dalam kondisi ini, sangat memungkinkan nyamuk berkembang biak.
"Di Bantul, sampai September ada 802 kasus, dengan tiga kematian karena DBD. Jika dibandingkan tiga tahun yang lalu naik dua kali lipat. Kenapa tiga tahun, karena dua tahun kemarin kita tak bisa melakukan pembandingan karena tertutup kasus Covid-19," ujarnya, Sabtu (8/10/2022).
Pria yang akrab disapa dokter Oki ini menyatakan, setelah dilakukan pendalaman, tiga kasus kematian karena DBD ini bukan diakibatkan karena keterlambatan penanganan medis dan bukan karena keterlambatan merujuk dari faskes. Namun hal itu lantaran keterlambatan masyarakat dalam melakukan pemeriksaan diri.
"Jadi tiga kasus ini semua terlambat masuk ke puskesmas maupun rumah sakit, sudah dalam keadaan fase kritis. Padahal mereka sudah dianjurkan untuk segera, tapi menunggu dan menunggu," katanya.
Melihat kondisi cuaca dan sudah banyaknya pasien DBD, Oki pun meminta masyarakat kembali mengaktifkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M menguras, mengubur dan menutup, agar kasus DBD bisa dikendalikan.
"Dalam dua tahun belakangan, kasus demam berdarah mulai diabaikan masyarakat, padahal promosi dan edukasi tentang demam berdarah dan PSN tetap berjalan," katanya.
Masyarakat dinilai sudah mengendorkan PSN. "Artinya kemungkinan faktor kendornya PSN sudah muncul lagi. Masyarakat melupakan PSN. Kalau dulu PSN kenceng, DBD bisa dikendalikan, tapi sekarang naik lagi," bebernya. (nto/ayu)