Kisah Inspiratif
Cerita Perajin Sangkar Burung Kayu Jati di Kaligawe Klaten, Bisa Jual 200 Sangkar Per Bulan
Sangkar burung yang ia jual banyak dipesan oleh penghobi burung di Klaten , Gunungkidul dan Boyolali.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Pangsa pasar sangkar burung karya Muryanto (32) perajin asal Desa Kaligawe, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten , Jawa Tengah terbilang cukup besar.
Meski usahanya itu dikerjakan berdua dengan mertuanya, namun ia bisa menjual 200 sangkar burung per bulannya.
Muryanto berkisah awalnya dia bekerja sebagai montir di beberapa bengkel resmi sepeda motor.
Kemudian, sejak 5 tahun lalu, ia mulai banting setir menjadi perajin sangkar burung karena melihat peluang yang cukup menjanjikan.
"Beralih profesi ke perajin sangkar burung juga masukan dari orang tua. Saya dibilang punya keahlian ya digunakan dari pada kerja sama orang," ucapnya saat berbincang dengan Tribunjogja.com di rumah produksinya di desa itu, Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Kisah Kampung Pengkol di Klaten, Sebagian Besar Warganya Bekerja Sebagai Perajin Tas Rajut
Menurut Muryanto, sangkar burung yang ia buat terdiri dari berbagai ukuran mulai dari ukuran 20 sentimeter hingga ukuran 1 meter.
Ia memilih kayu jati sebagai bahan baku untuk membuat sangkar burung karyanya agar lebih awet dan tahan lama.
"Saya belajar secara autodidak, sejak kecil sudah hobi bikin sangkar burung tapi dulu nggak serius, sekarang pasarnya bagus dan saya seriusi," akunya.
Satu buah sangkar burung, lanjut dia paling murah dijual Rp 20 ribu dan paling mahal dipatok Rp 400 ribu.
Menurutnya, sangkar burung seharga Rp 400 ribu itu dilengkapi dengan ukiran dan jeruji sangkarnya sudah dicat warna hitam.
"Itu kalau beli di sini ya harganya Rp 300 ribu kalau di luar malah bisa lebih," jelasnya.
Saat ini, kata Muryanto dirinya bekerja membuat sangkar burung itu dengan bapak mertuanya.
Dalam sehari mereka bisa memproduksi sangkar burung hingga 5 buah.
Baca juga: Melihat Batik Wayang Ukuran Jumbo Buatan Perajin asal Bayat Klaten
Proses pembuatannya masih menggunakan alat-alat tradisional.
"Kalau sebulan bisa 200 sangkar kami buat dan itu ada yang ambil ke sini," ucapnya.