Kerusuhan Arema FC vs Persebaya
Janji Jokowi dan Cerita Getir Atok Setelah 2 Putrinya Tewas dalam Kepungan Gas Air Mata di Pintu 13
Ia kehilangan dua putrinya dalam tragedi maut di Stadion Kanjuruhan pascalaga Arema vs Persebaya. Atok menunggu janji Presiden Jokowi untuk mengusut
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) di hadapan keluarga korban tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya seraya membuat Atok sedikit merasa lega.
Pria bernama Defi Atok asal Krebet, Kabupaten Malang, itu kehilangan dua putrinya, Natasha Debi (16) dan Nayla Debi (13), dalam tragedi maut di Stadion Kanjuruhan pascalaga Arema vs Persebaya.
Rasa getirnya sedikit luruh setelah mendengar janji Jokowi untuk mengusut tuntas tragedi maut di Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan 131 orang tewas itu. "Janji Presiden saya tunggu," kata Atok.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan janjinya itu saat mengunjungi Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (5/10/2022). Jokowi berjanji kepada korban dan keluarganya untuk mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan.
Atok pun berhadap apa yang menjadi janji Presiden Jokowi benar-benar ditepati. Ia menaruh harapan besar pada pemerintah untuk menuntaskan pengusutan terhadap pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam tragedi itu.
"Presiden (Jokowi) mengatakan akan berjanji mengusut tuntas pelaku-pelakunya, itu saya lega, janjinya presiden saya tunggu. Harapannya oknum pelaku yang menembak (diusut tuntas), gas air mata itu seperti membunuh atau racun," kata Atok di Malang.
Seperti keracunan gas air mata
Atok kehilangan dua anak perempuannya, Natasha Debi (16) dan Nayla Debi (13), dalam tragedi Kanjuruhan, Tribun Jogja mengutip laporan kompas.com.
Kedua anak Atok menonton dari tribune di dekat pintu 13 yang menjadi salah satu titik gas air mata dilontarkan pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu.
"(Anak saya) adiknya (Nayla) kayak orang diracun (keluar busa), kakaknya (Natasha) hitam keluar darah sampai meninggal, sampai di bajunya darah, posisi tidak bisa menyelematkan diri karena masih kecil," katanya.
Ia mengaku tak mendampingi kedua anaknya menonton pertandingan derbi Jawa Timur itu karena masih bekerja.
Kabar buruk datang ketika ia baru mengetahui kedua anaknya menjadi korban saat hendak menjemput ke Stadion Kanjuruhan.
"Ada yang telepon sama saya (seseorang) 'anak kamu cepetan ke sini, anak kamu', tidak bilang meninggal, posisi di lorong VIP sudah di situ, terus saya bawa ke RS Wava Husada, adiknya juga di situ posisinya," kata pria asal Krebet, Kabupaten Malang, itu.
Trauma sepak bola
Atok mengaku peristiwa itu juga membuat Atok trauma dengan sepak bola. Padahal, sebelum peristiwa ini, Atok adalah penggemar Arema.