Kerusuhan Arema FC Vs Persebaya
KESAKSIAN Penonton Arema vs Persebaya Lolos dari Tragedi yang Tewaskan 127 Orang di Kanjuruhan
Salah seorang suporter selamat, membagikan kisahnya di Twitter lewat akun @RezqiWahyu_05 dan menceritakan kronologi bagaimana derby tersebut justru
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
“John Alfarizie mencoba menjelaskan kepada oknum-oknum itu. Namun, semakin banyak mereka berdatangan. Semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaan,” terangnya.
Hal itu diikuti dengan berbagai aksi lempar-lempar benda ke arah lapangan dan para pendukung semakin tidak terkendali.
Akhirnya, para pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan dikawal polisi.
“Setelah pemain masuk, suporter semakin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan,” ucap dia.
Di sini, pihak aparat melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter.

Rizqi menilai, perlakuan aparat cukup keras. Pendukung dipentung dengan tongkat panjang.
Ia juga melihat salah satu pendukung dikeroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lain.
“Tapi saat aparat memukul mundur suporter sisi selatan, yang dari sisi utara menyerang aparat karena semakin banyak pendukung yang masuk ke lapangan. Kondisi sudah tidak kondusif,” ujar dia.
Baca juga: UPDATE Jumlah Korban di Stadion Kanjuruhan Malang: 127 Meninggal, 180 Orang dirawat di Rumah Sakit
Aparat pun menembakkan beberapa kali gas air mata ke suporter di lapangan.
Kejadian itu, kata dia, silih berganti. Suporter juga menyerang aparat dari sisi selatan dan utara.
“Terhitung, puluhan gas airmata sudah ditembakkan ke suporter. Di setiap sudut lapangan sudah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun 10,” papar Rizqi.
Dari situ, pendukung panik karena gas air mata. Suasana semakin ricuh di atas tribun dan mereka berusaha mencari pintu keluar.
Sayangnya, pintu keluar sudah penuh sesak.

“Banyak ibu, perempuan dan orang tua serta anak kecil terlihat sesak tidak berdaya, ga kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Di luar stadion banyak yang pingsan,” terangnya.
Ia mengungkap, bahkan hingga pukul 22.30 WIB, masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat dan pengeroyokan suporter.