Pencegahan PMK pada Ternak, Pakar UGM : Butuh Prokes Hewan
Diperlukan usaha pencegahan dan pengobatan terkait PMK , satu di antaranya pengaturan protokol kesehatan (prokes) pada hewan ternak .
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Beberapa waktu lalu, ternak ruminansia di Pulau Jawa terserang Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK )
Penyakit ini telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar hampir menyentuh di angka Rp 10 triliun.
Oleh karena itu, diperlukan usaha pencegahan dan pengobatan terkait PMK , satu di antaranya pengaturan protokol kesehatan (prokes) pada hewan ternak .
Menurut Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada ( UGM ), Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng, aspek biosecurity perlu dilakukan dengan sangat ketat guna mencegah penularan penyakit PMK semakin meluas.
Baca juga: 93 Ternak di Bantul yang Mati Terpapar PMK Belum Dapat Ganti Rugi
Karenanya penanganan penyakit PMK perlu dilakukan secara komprehensif dan bergotong royong.
“Perlu pula tindakan-tindakan preventif, protektif, tindakan kuratif, pengobatan, potong paksa, stamping out, farm lockdown, pemberian nutrisi, dietetic feed," katanya di Auditorium drh. R. Soepardjo Fakultas Peternakan UGM , Rabu (28/9/2022) pada kegiatan pengabdian dan pelatihan terkait PMK bertema ‘ Strategi Beternak Bebas PMK ’ dalam peringatan Dies Natalis ke-53 Fakultas Peternakan UGM dan Dies Natalis ke-73 UGM .
Di saat wabah PMK menyerang, kata Ali Agus, diperlukan pemberian feed additive yang terdiri dari beberapa bahan atau campuran zat aktif yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan hewan.
Dengan pemberian feed additive ini diharapkan kondisi kesehatan hewan akan lebih baik dan mampu berproduksi lebih optimal.
Ali Agus menambahkan saat ini tengah diujicobakan prokes hewan dalam menghadapi PMK dan penyakit lainnya di Malang Jawa Timur.
Ada tiga tahapan protokol kesehatan yang tengah diujicobakan.
Protokol 1 untuk Penyakit Mulut dan Kuku diberikan antibiotic LA, multivitamin, Premix booster dan konsentrat booster.
Protokol 2 untuk ternak sehat diberikan multivitamin, premix booster dan konsentrat booster.
Protokol 3 untuk lingkungan dilakukan upaya biosecurity dengan menjaga kebersihan dan sterilisasi kandang, kendaraan, pakan, gudang pakan dan pintu masuk.
Hal senada disampaikan drh. Bambang Ariyadi., M.P., Ph.D, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
Terkait pencegahan dan pengendalian penyakit PMK perlu dilakukan biosecurity meliputi isolasi dan karantina hewan, kontrol lalu lintas ternak, manusia, pakan, produk peternakan, kebersihan ternak, kebersihan kandang, kebersihan sapronax, kebersihan lingkungan, dan disinfeksi.
“ PMK merupakan wabah virus pada hewan ternak ruminansia. Wabah ini menyebabkan penyakit viral yang sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, unta. Termasuk hewan liar seperti gajah, antelope, bison, menjangan dan jerapah," ucapnya.
Bambang menuturkan untuk peternakan dekat daerah tertular maka dianjurkan untuk melaksanakan vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant.
Kekebalan 6 bulan setelah setelah dua kali pemberian vaksin maka sebagian besar tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.
Oleh karena itu, untuk pengobatan preventif perlu untuk diberikan multivitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh ternak.
Upaya ini dilakukan untuk mencegah ternak yang sehat terinfeksi penyakit dari ternak yang sakit.
“Beberapa yang perlu dilakukan adalah dengan pemberian injeksi Vitamin B Kompleks 0,5 mL kk BB (IM), ADE-Plex inj 2,5 -5 mL per 100 – 300 kk BB (IM), Bioselvita 20 mL (IV/IM), Vita B-Plex Bolus Extra Flavor dengan takaran 1 bolus per 200 kg berat badan," paparnya. ( Tribunjogja.com )