Berita Purworejo
Mencicipi Kuliner Legendaris di Purworejo: Gurih Manis Dawet Ireng Jembatan Butuh
Idianto (38), pedagang Dawet Ireng Jembatan Butuh, menceritakan bahwa usaha kuliner tersebut diwarisi dari sang kakek buyutnya yang berjualan sejak
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Jika datang ke Kabupaten Purworejo, Anda pasti akan menemui banyak pedagang kaki lima yang menjual es dawet ireng.
Sebab, Kabupaten yang berada di wilayah Jawa Tengah itu merupakan daerah es dawet ireng berasal.
Satu kedai dawet ireng legendaris dan paling terkenal di Kabupaten Purworejo adalah Dawet Ireng Jembatan Butuh.
Kedai bernama 'Dawet Ireng Asli Pak Wagiman Butuh' itu ada sejak 1960an.
Baca juga: Kepala DP3AP2 DIY Ajak Masyarakat Deteksi Kerawanan Kekerasan Seksual Pada Anak
Idianto (38), pedagang Dawet Ireng Jembatan Butuh, menceritakan bahwa usaha kuliner tersebut diwarisi dari sang kakek buyutnya yang berjualan sejak 1960an.
"Awal jualan dawet ireng itu dari mbah (kakek) buyut. Dulu, beliau jualan di pinggir Jembatan Butuh. Kemudian, pada 1984 pindah ke tempat sekarang," cerita Idianto kepada Tribunjogja.com, Jumat (16/9/2022).
Saat ini, Idianto menempati warung sederhana berukuran sekitar 3x6 meter di pinggir Jalan Nasional III, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Berjarak sekitar 50 meter di utara Jembatan Butuh.
Kuliner khas Purworejo tersebut memiliki tampilan unik beda dari dawet lainnya.
Sesuai nama, dawet itu memiliki warna hitam (ireng) yang diambil dari abu batang padi alias merang.
Abu tersebut ditumbuk hingga halus yang kemudian disebut tepung oman.
Saat akan digunakan, tepung oman dicampur air kemudian disaring.
Larutan hasil saringan berwarna hitam itu lah yang dibuat sebagai bahan pewarna adonan dawet dari tepung sagu.
"Membuat tepung oman sangat memakan waktu. Karena itu, kami selalu membakar merang tiap satu tahun sekali. Kalau tahun kemarin, kami membakar merang sampai satu ton," ujarnya.
Berada di sekitar jalur lintas selatan yang menghubungkan Kabupaten Purworejo dan Kebumen, membuat kedai milik Idianto tak pernah sepi pengunjung.
Meskipun begitu, para pembeli tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pesanannya.
Tangan Idianto terlihat cekatan mengemas pesanan, sehingga tidak membuat pembeli menunggu lama untuk mencicipi kesegaran dawet ireng.
Baca juga: Pengamat Kriminalitas: Kontrol Keluarga yang Lemah Jadi Penyebab Kekerasan Seksual pada Anak
Satu porsi sajian itu berisi dawet ireng yang diguyur campuran santan dan es, kemudian diberi tambahan larutan gula Jawa.
Gurih santan dan manis gula Jawa bersatu-padu menghadirkan rasa pas di lidah.
Tekstur dawet ireng yang kenyal bertemu segarnya es membuat sajian tersebut sangat tepat dinikmati ketika cuaca terik.
Hanya perlu mengeluarkan uang Rp5.000 untuk menikmati kesegaran es dawet ireng Jembatan Butuh.
Kedai yang dijaga Idianto itu buka setiap hari mulai pukul 09.00-17.00 WIB. (drm)