Bupati Bantul Sebut Target Pertama Program Bantul Bersama adalah Sampah Selesai di Kalurahan

Bupati Bantul menyatakan pihaknya akan terus menerus memperbaiki konsep pengelolaan sampah secara komprehensif.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Santo Ari
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meninjau pengolahan sampah di TPST Go-Sari, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Senin (12/9/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meninjau pengolahan sampah di TPST Go-Sari, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Senin (12/9/2022).

Bupati Bantul menyatakan pihaknya akan terus menerus memperbaiki konsep pengelolaan sampah secara komprehensif.

Tujuan akhirnya adalah sampah dapat terpilah dan tidak terjadi tumpukan sampah di TPA Piyungan.

Menurutnya TPA Piyungan menggunakan teknologi yang ketinggalan zaman, yakni sanitary landfill atau menumpuk dan meratakan sampah. Dengan cara tersebut, akan membuat gunungan sampah.

"Apakah semua wilayah di Bantul akan dijadikan tempat buangan seperti itu? kan tidak mungkin. Maka kita coba pecah dengan mendukung BUMKal untuk membuat pengolahan sampah sendiri. Kalau setiap kalurahan itu bisa menyelesaikan sampah sendiri, sampah selesai di desa," jelas Bupati.

Dalam kunjungannya ke TPST Go-Sari, Bupati Bantul menyatakan masih ada peluang untuk dilakukan penyempurnaan.

Sejauh ini pemilahan masih dilakukan secara manual. Dari pemilahan tersebut, pengelola bisa mendapatkan sampah yang memiliki nilai ekonomis seperti plastik, kertas dan sampah organik.

Untuk sampah organik, diolah menjadi pakan maggot. Maggot akan dijual dan bisa menambah pendapatan kalurahan.

"Tetapi residu yang dibakar juga belum sempurna. Karena untuk mencari mesin yang pembakaran sempurna itu membutuhkan investasi yang besar," ucapnya.

Namun demikian, apa yang dilakukan Kalurahan Guwosari ini menurut Bupati sudah luar biasa.

Menurutnya, Guwosari adalah salah satu kalurahan yang mampu mengelola sampah dan selesai di desa atau kalurahan.  

"Ini yang jadi target kita. Bantul Bersih Sampah 2025 (Bantul Bersama) itu target pertama adalah sampah selesai di desa, dan guwosari sudah mencapai ini, tetapi masih perlu penyempurnaan-penyempurnaan," ungkapnya.

Selain itu, Halim juga menyatakan bahwa perlu adanya kajian lagi untuk memaksimalkan TPST ini.

Apakah Guwosari bisa mengampu kalurahan di sekelilingnya, atau kalurahan lain membuat hal yang sama seperti yang dilakukan Guwosari.

"Kalau setiap kalurahan membuat sendiri-sendiri dan investasi besar-besar semua, tentu kurang layak, lebih baik kita dorong Guwosari untuk memperbesar kapasitas pasti lebih efisien. Jadi kalurahan-kalurahan lain setor disini," ungkapnya.

Terkait hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul disebutnya telah melakukan kajian klaster pengelolaan sampah di 75 kalurahan se-Kabupaten Bantul.  

Sementara itu, Lurah Guwosari Masduki Rahmad menjelaskan bahwa TPST Go-Sari telah berdiri sejak 2019.

Pengelolaannya bersumber dari Dana Desa dan bantuan dari Pemkab Bantul.

Sejam 2019, pihaknya mampu menampung 4 ton sampah per hari yang berasal dari 1000-an KK dari total sekitar 4000 KK yang ada di Guwosari.

"Prinsip pengolahan sampah ini menjadi tanggung jawab bersama, tanggung jawab pemerintah dan warga masyarakat. Dan kenapa ini dikelola BUMKAl, agar dapat bermanfaat dari sisi menjaga lingkungan dan mendapat provit dari sisi pengolahan sehingga meningkatkan pendapatan asli kalurahan," ujarnya.

Masduki menjelaskan, saat ini TPST Go-Sari baru menghasilkan maggot dan pupuk organik. Sementara sampah anorganik seperti plastik dipilah untuk kemudian dijual.

Untuk lebih mengoptimalkan potensi yang ada, pihaknya tengah mengajukan izin pemanfaatan tanah kas desa.

"Kami juga ingin punya pabrik sendiri, sehingga plastik yang kita pilah bisa kita olah sendiri di tempat ini," tandasnya.(*)  

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved