Berita Kulon Progo Hari Ini
Rawan Tanah Longsor dan Banjir, BPBD Kulon Progo Mulai Sosialisasi Mitigasi Bencana ke Masyarakat
Sosialisasi terkait mitigasi terhadap tanah longsor dan banjir kepada masyarakat agar mereka selalu waspada.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo tengah bersiap menghadapi musim penghujan.
Pasalnya, rawan terjadi bencana tanah longsor dan banjir di wilayahnya.
Oleh karenanya, sosialisasi kepada masyarakat di wilayah rawan bencana mulai dilakukan.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Joko Satyo Agus Nahrowi, mengatakan sosialisasi terkait mitigasi terhadap tanah longsor dan banjir kepada masyarakat agar mereka selalu waspada.
"Saat terjadi hujan (masyarakat) diimbau segera mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Joko saat dihubungi, Minggu (11/9/2022).
Selain itu, lanjutnya, pengkondisian sampah terutama ranting pohon agar tidak terbawa arus sungai saat hujan. Serta normalisasi saluran drainase sekitar.
Untuk diketahui, pemetaan wilayah tanah longsor di Kulon Progo kerap terjadi di dataran tinggi seperti Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, Kokap dan sebagian Pengasih.
Sementara, wilayah yang kerap banjir terjadi di dataran rendah dan pesisir selatan Kulon Progo meliputi Temon, Lendah, Galur, Wates dan Panjatan.
Disinggung terkait upaya antisipasi di Plampang II, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap yang kerap terjadi tanah longsor, pihaknya telah menyiapkan sebuah rumah sebagai tempat pengungsian.
"Kita sudah siapkan 1 rumah untuk pengungsian 6 kartu keluarga (KK) yang rawan longsor di sebelah barat SMPN 3 Kokap," ucapnya.
Terpisah, Plt Persampahan Air Limbah dan Pertamanan, DPUPKP Kulon Progo, Budi Purwanto, melanjutkan pihaknya melakukan perabasan untuk pohon-pohon yang membahayakan dan rawan roboh.
Terkait sampah, pihaknya melakukan pengangkutan rutin di tiap tempat pembuangan sampah (TPS).
"Kalau timbunan sampah liar kami bersinergi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat melakukan penanganan," ucapnya. (*)