Berita Kulon Progo Hari Ini

Tercatat 192 Kasus HIV/AIDS di Kulon Progo Dalam Kurun Waktu 6 Tahun, Terbanyak Usia 30-39 Tahun

Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kulon Progo dalam kurun waktu 6 tahun tercatat sebanyak 192 kasus.

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
ist
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kulon Progo dalam kurun waktu 6 tahun tercatat sebanyak 192 kasus.

Adapun penderita ODHA mayoritas usia produktif, terbanyak 30-39 tahun. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulon Progo, Rina Nuryati mengatakan selama 6 tahun itu, lonjakan kasus terjadi pada 2018 yang tercatat 47 kasus.

Baca juga: Tirakatan Satu Dasawarsa UUK DIY di Mangunan: Biro Tapem Tekankan Penguatan Lembaga Kalurahan

Sementara, di tahun 2022 ini hingga Juli ada 18 kasus.

"Temuan kasus HIV/AIDS di Kulon Progo setiap tahunnya fluktuatif," katanya, Rabu (31/8/2022). 

Data kasus HIV/AIDS dari Dinkes Kulon Progo, pada 2017 (40 kasus), 2018 (47 kasus), 2019 (31 kasus), 2020 (27 kasus), 2021 (29 kasus), Juli 2022 (18 kasus). 

"Dari temuan kasus itu, mayoritas penderita usia produktif. Usia 30-39 tahun (68 orang), Usia 20-29 tahun (45 orang), 40-49 tahun (38 orang), 50-59 tahun (31 orang), 60 tahun ke atas 16 orang. Sedangkan, usia 1-4 tahun (1 orang), 5-14 tahun (3 orang), 15-19 tahun (1 orang)," ucap Rina. 

Disebutkan Rina, penderita ODHA yang meninggal akibat penyakit ini pada 2017 (11 orang), 2018 (8 orang), 2019 (4 orang), 2020 (10 orang), 2021 (9 orang), Juli 2022 (4 orang).

Oleh karenanya, Dinkes Kulon Progo terus waspada terhadap kasus HIV/AIDS di tengah perubahan perilaku masyarakat saat ini. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Sri Budi Utami menyebut kasus HIV/AIDS di wilayahnya bagaikan gunung es. 

Data yang tercatat hanya sekelompok kecil dari kasus yang sesungguhnya terdapat di masyarakat. 

Baca juga: Bisnis Manchester City dan Borussia Dortmund, Manuel Akanji Susul Erling Haaland

Upaya preventifnya, Dinkes melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat.

Mulai dari penjelasan terkait HIV/AIDS, cara penyebaran, upaya pencegahan dan langkah yang dilakukan oleh masyarakat jika terindikasi gejala penyakit tersebut. 

"Misalnya ada yang sakit ya kita dorong kepada masyarakat, stigma HIV/AIDS dan TBC hampir sama. Masih ada stigma negatif di masyarakat terhadap dua penyakit ini yang tak jarang penderitanya dikucilkan," kata Budi. 

Menurutnya, imbauan kepada masyarakat yang terpenting. Dengan memberikan sosialisasi bahwa penyakit HIV/AIDS bukan aib. Seseorang yang menderita penyakit ini bisa disembuhkan. 

"Kita juga minta bantuan agar memotivasi penderita yang sakit supaya tetap semangat mengonsumsi obat. Karena obat antivirus diminum setiap hari seumur hidup," ucapnya. (scp) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved