Berita Bantul Hari Ini
Harga Telur di Bantul Masih di Kisaran Rp 30 Ribu, Pemkab Klaim Stok Aman
Di warung sembako wilayah Panggungharjo, Sewon, harga telur masih Rp 30 ribu. Bahkan ada warung yang lebih kecil enggan kulak telur lantaran harganya
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Harga telur ayam masih tinggi di Kabupaten Bantul.
Di warung sembako wilayah Panggungharjo, Sewon, harga telur masih Rp 30 ribu.
Bahkan ada warung yang lebih kecil enggan kulak telur lantaran harganya yang terlalu tinggi.
Sementara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul menyatakan bahwa pasokan telur ayam ras dari peternak di Bantul masih mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat. .
Baca juga: SMART ROOFTOP Karya Mahasiswa UGM, Dilengkapi Sel Surya Sumber Energi Listrik
"Populasi ayam petelur di Bantul diperkirakan mencapai sekitar 900 ribu hingga 1 juta ekor. Dari jumlah tersebut, sebagian besar dipelihara oleh peternak di Kapanewon Pajangan," ujar Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, Sabtu (27/8/2022)
Asumsinya, jika dalam sehari 60 persennya bertelur maka akan mendapatkan 600 ribu butir telur atau setara 40 ton telur.
Jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Bantul.
Namun demikian, menurutnya meski stok aman, namun permintaan akan telur ayam sedang tinggi sehingga mengakibatkan kenaikan harga.
Ia menduga, kenaikan harga telur ini lantaran warung-warung yang melayani penukaran PKH dengan sembako memborong telur untuk stok.
Menurutnya dalam kondisi normal harga telur di pasaran dalam kisaran Rp 20 ribu per kilogramnya.
Jumlah tersebut tentu merugikan peternak lantaran adanya kenaikan harga pakan dan obat-obatan.
Sehingga ketika saat harga telur naik, menjadi rejeki tambahan bagi para peternak.
"Sebelum-sebelumnya harga telur sempat jatuh ditambah harga pakan yang naik. Tentu ini sangat berat bagi peternak ayam petelur," imbuhnya.
Meski saat ini harga telur naik, ia menilai kondisi ini tidak akan berlangsung lama dan harga akan kembali normal.
Menurutnya naik turunnya harga komoditas adalah hal yang lumrah saat ini.
"Ya dari dulu harga telur itu kan naik turun. Apalagi saat akan lebaran banyak yang membuat kue tentunya permintaan telur juga meningkat sehingga berdampak pada kenaikan harga telur juga," ujarnya mencontohkan.
Baca juga: Cerita Para Menteri Saat Naik Sepeda Motor: Pernah Kehabisan Bensin hingga Ketilang Polisi
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, Agus Sulistiyana menampik bahwa melejitnya harga telur karena program bantuan PKH.
Sebab menurutnya harga komoditas bahan pokok yang fluktuatif merupakan hal lumrah.
"Supply and demand kan pengaruhnya banyak hal. Saya belum bisa memastikan penyebabnya kenaikan harga telur. Apakah karena ada program PKH yang cair sehingga pemilik warung sembako yang melayani sembako untuk PKH memborong telur sehingga harga telur naik atau karena faktor lainnya," katanya.
Dari data yang ia dapat di pasar, harga telur paling rendah saat ini di angka Rp 29 ribu per kilogram.
Meski harga telur mengalami kenaikan namun Agus memastikan kenaikan harga telur ini tidak akan berlangsung lama karena komoditas seperti telur, cabai, bawang merah harga di pasaran selalu fluktuatif.
"Dulu cabai merah rawit bisa menyentuh Rp 100 ribu per kilogram namun saat ini sudah normal lagi. Demikian pula harga bawang merah yang sempat melambung kini sudah normal lagi," tandasnya. (nto)