Cacar Monyet
Jangan Keliru! Begini Cara Membedakan Cacar Monyet dan Cacar Air
Perbedaan utama antara gejala cacar air dan monkeypox / cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
Tribunjogja.com - Kasus cacar monyet alias monkeypox sudah dikonfirmasi masuk Indonesia.
Pasien monkeypox / cacar monyet tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Perancis sebelum tertular.
Cacar monyet mirip cacar air, namun kedua penyakit ini berbeda. Untuk meningkatkan kewaspadaan penting memahami cara membedakan cacar monyet dan cacar air.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH dalam keterangan pers (20/8/2022) menghimbau masyarakat agar tidak panik karena daya tular dan fatalitas monkeypox / cacar monyet sangat rendah dibandingkan dengan Covid-19.
Sebagai gambaran, saat ini ada 39,718 kasus konfirmasi monkeypox / cacar monyet diseluruh dunia namun yang meninggal hanya 12 orang, atau kurang dari 0.001 persen dari total kasus.
Transmisi monkeypox / cacar monyet tidak semudah Covid-19 yang melalui droplet di udara. “Penularan monkeypox melalui kontak erat,” kata dr Syahril.
Konfirmasi kasus monkeypox / cacar monyet pertama di Indonesia telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes untuk melakukan surveilans kepada masyarakat atau kontak erat dari pasien.
Sebagai bentuk kewaspadaan, tambah dr. Syahril, Kemenkes sudah melakukan pemantauan intensif di seluruh pintu masuk Indonesia, baik dari udara, laut, maupun darat yang berhubungan langsung kepada negara-negara yang sudah melaporkan adanya kasus monkeypox.
Sekitar 89 negara yang sudah melaporkan adanya kasus monkeypox / cacar monyet di negaranya.
Baca juga: Inilah Gejala dan Tanda-tanda Awal Cacar Monyet Hingga Muncul Ruam di Tubuh
Pemerintah juga sudah memberikan status kewaspadaan kepada seluruh maskapai penerbangan dan pelabuhan untuk bersama memberikan suatu kewaspadaan apabila ada penumpangnya yang mempunyai gejala monkeypox / cacar monyet.
Cara mencegah monkeypox / cacar monyet
Langkah berikutnya, ucap dr. Syahril, pihaknya sudah memberikan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh masyarakat, seluruh petugas kesehatan, dan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan untuk mewaspadai monkeypox / cacar monyet.
dr. Syahril mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan meningkatkan protokol kesehatan. “Protokol kesehatan ini bukan hanya untuk monkeypox saja tapi juga untuk seluruh penyakit menular,” kata dr. Syahril.
Pemerintah telah memberikan pedoman kepada seluruh Dinas Kesehatan di Indonesia, seluruh rumah sakit, dan seluruh Puskesmas untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap monkeypox / cacar monyet.
Ia berharap jangan sampai ada petugas kesehatan di fasilitas kesehatan manapun yang tidak paham dengan cacar monyet, karena ini bagian dari kewaspadaan.
Pemeriksaan PCR untuk monkeypox / cacar monyet saat ini baru bisa dilakukan di dua tempat, yakni di laboratorium rujukan nasional BKPK Kemenkes, dan laboratorium Institut Pertanian Bogor.
Saat ini sedang dalam proses penambahan 10 laboratorium yang ditingkatkan untuk melakukan pemeriksaan PCR tersebut. Ada pula beberapa rumah sakit yang sudah bisa melakukan PCR.
Dikatakan dr. Syahril, Kemenkes sudah menyiapkan 1.200 reagen untuk pemeriksaan monkeypox. Pemeriksaan dilakukan manakala ada kecurigaan monkeypox. “Pemeriksaan PCR monkeypox ini berbeda dengan pemeriksaan PCR Covid-19. PCR monkeypox dilakukan dengan swab pada ruam-ruam yang ada di tubuh pasien,” ujar dr. Syahril.
Gejala cacar monyet / monkeypox
Gejala monkeypox / cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.
Perbedaan utama antara gejala cacar air dan monkeypox / cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.
Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet Menurut Epidemolog
Cara mengobati monkeypox / cacar monyet

Pasien monkeypox tidak diperlukan ruang isolasi sebagaimana pasien Covid-19. Ruang isolasi untuk pasien Covid-19 memerlukan tekanan negatif, sementara untuk pasien monkeypox ruang isolasi tersebut tidak diperlukan.
Terapi Perawatan klinis untuk monkeypox / cacar monyet harus dioptimalkan sepenuhnya untuk meringankan gejala, mengelola komplikasi, dan mencegah gejala sisa jangka panjang. Pasien monkeypox / cacar monyet harus diberi cairan obat dan makanan untuk mempertahankan gizi yang memadai.
Infeksi bakteri sekunder harus diobati sesuai indikasi. Antivirus yang dikenal sebagai tecovirimat yang dikembangkan untuk cacar dilisensikan oleh European Medicines Agency (EMA) untuk monkeypox pada tahun 2022 berdasarkan data pada penelitian pada hewan dan manusia.
Tecovirimat belum tersedia secara luas. Jika digunakan untuk perawatan pasien, tecovirimat idealnya harus dipantau dalam konteks penelitian klinis dengan pengumpulan data prospektif.
Baca juga: Kronologi Pasien Pertama Cacar Monyet di Indonesia, Kemenkes: Diduga Terinfeksi di Luar Negeri
Terkait vaksinasi, WHO belum memberikan rekomendasi untuk vaksinasi massal dalam menghadapai monkeypox. Ada dua atau tiga negara yang sudah melakukan vaksinasi dan Indonesia juga sedang memproses untuk pengadaannya dan harus melalui rekomendasi dari Badan POM.
Pasien monkeypox / cacar monyet akan sembuh sendiri manakala tidak ada infeksi tambahan atau tidak ada komorbid yang berat yang dapat memperparah kondisi pasien. “Kalau pasiennya tidak ada komorbid dan tidak ada penyakit pemberat lain, Insya Allah sebetulnya pasien ini bisa sembuh sendiri,” ucap dr. Syahril.
Itulah cara membedakan gejala cacar monyet / monkeypox dengan cacar air.(*)