Berita Jogja Hari Ini
Dinas Pariwisata DIY Optimis Tren Positif Kunjungan Wisata di Jogja Berlanjut Hingga Akhir Tahun
Lama tinggal wisman di DIY rata-rata 2-3 hari, namun ada sebagian wisman yang memperpanjang lama tinggal.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pariwisata DIY optimis tren positif kunjungan wisatawan ke DIY berlanjut hingga akhir tahun ini.
Tidak hanya tren kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), tetapi juga wisatawan domestik.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, mengatakan pada Juni hingga Agustus 2022 menjadi puncak kunjungan wisman di Yogyakarta.
Hal itu dibuktikan dengan tingginya kedatangan wisman, mulai dari Belanda, Jerman, Italia dan Prancis.
"Kalau saya lihat trennya akan sampai akhir tahun, Agustus, September ini masih puncak. Karena kan sudah dua tahun mereka tidak traveling karena pandemi, sehingga kondisi saat ini dimanfaatkan untuk traveling,"katanya, Senin (15/08/2022).
Ia menyebut lama tinggal wisman di DIY rata-rata 2-3 hari, namun ada sebagian wisman yang memperpanjang lama tinggal.
Kedatangan wisman ke DIY juga berdampak positif pada biro perjalanan. Tidak sedikit biro perjalanan melayani perjalan wisman di DIY.
Tidak hanya wisatawan mancanegara, tren kunjungan wisatawan domestik ke DIY juga diperkirakan masih tinggi.
Sebab DIY memiliki banyak acara-acara besar yang menarik wisatawan datang.
“Ada banyak event yang dilaksanakan di Jogja, seperti Mandiri Jogja Marathon, Indonesian Custom Show, Tour de Ambarrukmo, dan lainnya. Ini jadi momentum yang bagus untuk menggeliat wisata dan ekonomi kreatif di DIY. Pariwisata ini menjadi lokomotif, penggeraknya yang akan berpengaruh kemana-mana, hotel, restoran, dan lainya,"terangnya.
Terpisah, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, mengungkapkan usaha jasa pariwisata di DIY memasuki grafik positif. Dari 13 usaha jasa pariwisata, 90 persennya sudah bergerak.
"Terbukti dari mulai destinasi, biro perjalanan wisata, hotel dan restoran, jasa boga, pemandu wisata, event organizer, transportasi darat, dan udara semua bergerak dan beraktivitas secara bisnis,”ungkapnya.
Meski begitu, pariwisata adalah industri yang sangat sensitif terhadap isu, regulasi, dan keamanan.
Untuk itu, ia berharap kebijakan pemerintah dapat menjaga iklim positif ini.
“Maka dari itu industri berharap pemerintah bisa menjaga iklim positif ini sehingga sustainable economic dan toursm bisa berjalan dengan baik,"pungkasnya. (*)