Pejabat Keamanan Peringatkan Jerman Berisiko Hadapi Rusuh Massal

Jerman menghadapi krisis ketersediaan gas dan sumber energi menyusul penghentian pasokan gas dari Rusia.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Tribunnews/DW
Jerman mengaktifkan kembali tiga pembangkit listrik batu bara, menyusul krisis pasokan gas dari Rusia. Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck diolok-olok warganya saat mengajak warga menerima kenaikan harga energi. 

TRIBUNJOGJA.COM, BERLIN – Pejabat keamanan Jerman memperingatkan, kota-kota di negara itu dapat menghadapi kerusuhan massal musim gugur ini.

Warga yang menggelar protes atas krisis energi dapat ditunggangi para ekstremis.  Stephan Kramer, Kepala Intelijen BfV di negara bagian Thuringia, mengatakan Jerman harus siap.

Kepada penyiar stasiun televisi ZDF, Kramer mengatakan aksi demonstrasi dapat dipicu krisis gas dan masalah energi. Peringatan Kramer itu dikutip Russia Today, Jumat (12/8/2022). 

Baca juga: Menteri Ekonomi Jerman Diejek Warganya, Disebut Penghasut Perang

Baca juga: Krisis Energi Ancam Eropa jika Rusia Hentikan Pasokan Gas, PLTU Batu Bara dari Tombol Darurat

Baca juga: Dubes Rusia di PBB Peringatkan Eropa di Ambang Bencana Nuklir

Problem lain menyangkut kesulitan pasokan, kemungkinan resesi, pengangguran, tetapi juga kemiskinan yang tumbuh hingga kelas menengah.

Ekstrimis menurutnya dapat menunggangi aksi massa, termasuk kelompok yang bersatu menentang pembatasan selama pandemi Covid-19.

Aktivis sayap kanan Jerman telah membangkitkan suasana panas di media sosial dalam beberapa bulan terakhir.

Jika perkiraan itu terjadi, Kramer mengingatkan, Jerman akan menghadapi protes massal dan kerusuhan.

Karena Covid-19 dan dampak ekonomi sanksi Uni Eropa terhadap Rusia atas konflik di Ukraina, rakyat Jerman menghadapi suasana yang sangat emosional.

“Agresif, pesimistis masa depan di masyarakat, yang kepercayaannya pada negara, institusi, dan aktor politiknya. penuh dengan keraguan besar,” kata Kramer.

“Suasana hati yang sangat emosional dan eksplosif ini dapat dengan mudah meningkat,” imbuhnya seraya menambahkan bentrokan massa akan terulang seperti pesta ulang tahun anak-anak.

Menurut pejabat itu, manajemen krisis yang efektif dan kerja sama antara kekuatan politik di semua sisi spektrum akan diperlukan untuk menghindari apa yang disebutnya “musim gugur yang panas.”

Tetapi faktor terpenting dalam menghindari kerusuhan dan menjaga perdamaian sosial harus memulihkan kepercayaan orang Jerman pada pihak berwenang.

Kramer juga menyarankan orang-orang untuk “memikirkan dengan hati-hati tentang protes dan demonstrasi mana yang diikuti.

Ia menyarankan, lebih baik menjauh dari mereka sama sekali, agar tidak mendukung apa yang ia sebut musuh-musuh demokrasi.

Setidaknya sepertiga orang Jerman berpenghasilan rendah mungkin tidak mampu membayar tagihan energi yang semakin tinggi

Asosiasi Penyewa Jerman (DMB) telah memperingatkan potensi itu, mendesak pemerintah untuk membuat perubahan pada program perumahan.

“Itu banyak sekali orang,” Lukas Siebenkotten, Kepala DMB, mengatakan kepada surat kabar Der Tagesspiegel. "Kita berbicara tentang jutaan di sini," imbuhnya.

Siebenkotten mendesak pemerintah untuk mengizinkan lebih banyak orang mengklaim manfaat perumahan setelah kenaikan harga energi.

“Penyewa juga harus dilindungi dari pemutusan kontrak jika mereka tidak dapat melakukan peningkatan pembayaran uang muka,” katanya.

 

Pernyataan itu muncul setelah Klaus Mueller, kepala Badan Jaringan Federal, regulator gas Jerman, memperingatkan konsumen harus menghemat setidaknya 20 persen gas untuk menghindari kekurangan selama musim dingin.

"Dalam semua skenario lain, kita menghadapi ancaman kekurangan gas pada awal Desember, atau kekurangan tingkat rendah pada akhir musim pemanasan mendatang," kata Mueller.

Ia menyebut harga gas saat ini sangat tinggi.  Inflasi yang tinggi dan peningkatan biaya energi di Jerman telah diperburuk kekhawatiran Rusia benar-benar akan memotong pasokan gas alam ke negara itu.

Jerman dan negara-negara Uni Eropa lainnya memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Moskow sebagai tanggapan atas kampanye militernya di Ukraina dan meluncurkan rencana untuk menghentikan penggunaan gas Rusia.

Pemerintah Jerman telah berulang kali memperingatkan penghentian segera pasokan dari Moskow akan sangat merusak ekonomi, meningkatkan pengangguran dan menurunkan standar hidup.

Perusahaan gas Rusia Gazprom menurunkan aliran ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 Laut Baltik dan kemudian menangguhkan pengiriman sama sekali selama 10 hari bulan lalu untuk pekerjaan pemeliharaan.

Menurut Gazprom, proses pemeliharaan rutin telah terganggu oleh penundaan perbaikan turbin di Kanada, yang awalnya ditolak Ottawa untuk dikembalikan ke Jerman atas alasan sanksi.

Berlin meluncurkan rencana penghematan gas akhir bulan lalu, yang mencakup meningkatkan cadangan di fasilitas penyimpanan gas dan menggunakan lebih banyak pembangkit listrik tenaga batu bara.(Tribunjogja.com/RussiaToday/xna)

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved