Kisah Inspiratif
Wujudkan Permintaan Mendiang Istri, Cowboy Kucing Dirikan Rumah Sahabat Kocheng di Kulon Progo
Pemilik Rumah Sahabat Kocheng, Budiyana menjelaskan tujuan didirikannya RSK untuk menyelamatkan kucing liar yang terlantar atau kucing peliharaan
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kucing merupakan hewan yang menggemaskan bagi pencintanya.
Namun, tak sedikit ada juga yang benci dengan keberadaan hewan berkaki empat tersebut.
Di Kulon Progo, terdapat Rumah Sahabat Kocheng (RSK) yang digunakan sebagai shelter bagi hewan berbulu ini.
Lokasinya berada di Pedukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates.
Tempatnya tak jauh juga dari Rusunawa Giripeni.
Baca juga: Legislatif Optimis Keberadaan Tol Sanggup Mendongkrak Pariwisata Kota Yogyakarta
Pemilik Rumah Sahabat Kocheng, Budiyana menjelaskan tujuan didirikannya RSK untuk menyelamatkan kucing liar yang terlantar atau kucing peliharaan yang darurat harus dilepas adopsi oleh pemiliknya.
"Ya untuk merescue kucing, memberikan tempat berteduh dan merawat mereka yang kemudian bisa disalurkan lagi bagi yang ingin mengadopsi," ucap Budiyana, Senin (8/8/2022).
Dengan demikian, pecinta kucing yang ingin memelihara tidak perlu membeli. Melainkan bisa mengadopsi kucing di RSK.
Ada berbagai jenis kucing mulai dari ras persia, anggora, mixdome dan kucing kampung.
Dia tidak menyebut secara rinci jumlah kucing yang dipeliharanya.
Karena jumlahnya selalu berbeda sebab ada yang diadopsikan maupun hibah.
Pantauan dari Tribun jogja, jumlahnya lebih dari 20 ekor.
Hanya saja, ada syarat dan ketentuan yang berlaku bagi mereka yang ingin menghibahkan maupun adopsi kucing.
Pencinta kucing yang ingin mengapdopsi harus merawat dengan baik.
Jika sakit harus dibawa ke dokter dan merawatnya sampai sembuh.
Mereka juga harus membawa keranjang tidak boleh hanya memakai kardus.
Sebaliknya, jika ingin menghibahkan, mereka benar-benar tidak bisa memelihara kucing.
Contohnya, ada orang yang dulunya kuliah di Yogyakarta kemudian harus pindah ke Kalimantan, lalu kucingnya bisa diserahkan ke RSK.
Selain di Kulon Progo, Budi memiliki shelter kucing di Bandung dan Kuningan, Jawa Barat (Jabar).
Pria yang lebih dikenal dengan cowboy kucing mengaku pembiayaan yang digunakan di RSK awalnya dari dirinya sendiri.
Karena tidak cukup, ia mendirikan usaha seperti angkringan, petshop dan merchandise.
Pasalnya, ia harus mengeluarkan biaya operasional sekitar Rp 30 juta per bulan untuk membeli pakan kucing dan membayar 8 pegawainya.
"Apapun yang penting menghasilkan. Prinsipnya, saya tidak mau meminta-minta donasi. Kalau perlu kita yang bagi donasi ke cat lovers lain yang membutuhkan pakan untuk pelihara kucing," katanya.
Bak seorang anak, kucing-kucing yang dirawat di RSK mendapatkan perawatan yang selayaknya.
"Kalau sakitnya bisa ditangani oleh RSK, kita tangani sendiri sebisa mungkin. Tapi kalau harus ke dokter, kita sudah bekerjasama dengan Savannah Vet&Petcare, Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Wates dan Lendah serta ada beberapa dokter lainnya," terangnya.
Bahkan, pria asal Kuningan, Jabar ingin membuka klinik kesehatan sendiri.
Ke depannya ada 1-2 orang dokter hewan yang mengurus kucing-kucing di shelter dan bertugas di klinik.
Wujudkan Impian Mendiang Sang Istri
Alasan Budi mendirikan RSK sebagai shelter kucing bukan tanpa alasan, melainkan ingin mewujudkan permintaan sang istri yang dinikahinya pada 2005 silam.
Hanya saja, sang istri meninggal pada 2007 akibat menderita penyakit kanker payudara.
Sebelum, meninggal sang istri ingin sekali membuat rumah yang berisikan banyak kucing liar.
"Awalnya saya tidak begitu suka kucing, namun istri saya suka. Sampai pas di jalan istri saya lihat kucing nyebrang itu disebrangin. Dari dia saya belajar buat suka kucing. Namun, 2007 lalu istri saya meninggal dan saya sebisa mungkin mewujudkan permintaan itu sampai sekarang," ungkapnya.
Baca juga: Pemkab Bantul Siapkan Ribuan Pompa Air untuk Antisipasi Kekeringan di Musim Kemarau 2022
Ditemui di lokasi yang sama, Warga Sleman, Siama Hidayani mengaku datang ke RSK untuk menghibahkan kucingnya karena sudah tidak sanggup merawat.
Ada 2 ekor kucing yang diberikan secara sukarela.
"Sebetulnya kucing liar, biasanya saya kasih makan di luar rumah. Terus kucingnya melahirkan di rumah saya, otomatis harus saya tampung sampai kucingnya sedikit besar. Kemudian teman saya kasih informasi ada RSK, terus kucingnya saya bawa ke sini," ucapnya.
Perempuan berusia 45 tahun ini menyerahkan kepercayaan sepenuhnya kepada pemilik RSK untuk memelihara kucing-kucingnya.
"Saya percaya setelah sampai sini, pemiliknya perhatian sama kucingnya," ungkapnya. (scp)