Menteri Ekonomi Jerman Diejek Warganya, Disebut Penghasut Perang

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck diejek warganya karena mengajak mereka menerima kenaikan harga energi sebagai bagian melawan Rusia.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Tribunnews/DW
Jerman mengaktifkan kembali tiga pembangkit listrik batu bara, menyusul krisis pasokan gas dari Rusia. Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck diolok-olok warganya saat mengajak warga menerima kenaikan harga energi. 

TRIBUNNEWS.COM, BAVARIA - Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck diolok-olok pengunjuk rasa di Bayreuth, Bavaria, Jumat (29/7/2022).

Saat itu ia berpidato dan menyerukan Jerman untuk menerima kenaikan biaya energi sebagai harga melawan Rusia.

Sementara itu, harga gas di Jerman akan melonjak lebih jauh berkat biaya tambahan pemerintah yang baru.

Seruan ejekan dan peluit terdengar saat Habeck naik ke panggung selama forum warga di kota Bavaria.

Baca juga: Josep Borrel : Eropa Akan Sepenuhnya Berhenti Beli Gas Rusia

Baca juga: VIDEO Polandia Ajak Negara Eropa Boikot Gas Rusia, Tak Gentar Suplai Gas Dihentikan

Baca juga: Krisis Energi Ancam Eropa jika Rusia Hentikan Pasokan Gas, PLTU Batu Bara dari Tombol Darurat

Demonstran membawa poster-poster bertuliskan “penghasut perang” (warmonger). Mereka meneriakkan “tersesat” ketika Habeck berusaha mempertahankan kebijakan anti-Rusia pemerintahnya.

Habeck bersikeras Jerman seharusnya tidak mentolerir agresi Rusia di Ukraina, meskipun ada dampak kerugian finansial.

Namun, para peserta forum mengatakan kepada Habeck kerugian ini merugikan mereka. Strategi Jerman menjauh dari impor energi Rusia sama dengan "bunuh diri ekonomi.

Hal itu dikemukakan seorang pengusaha tenaga surya kepada sang Menteri. Percakapan itu dikutip media Frankfurter Allgemeine.

“Apa yang telah dicapai sanksi?” wanita lain bertanya sembari menambahkan Rusia akan menang di Ukraina terlepas dari hukuman ekonomi barat.

Pengusaha yang blak-blakan itu bukan satu-satunya kritikus yang menuduh pemerintah Jerman melakukan "bunuh diri ekonomi".

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menggunakan ungkapan yang sama, sementara para pemimpin industri di Jerman telah berulang kali memperingatkan mereka menghadapi kehancuran ekonomi tanpa pasokan gas Rusia yang murah.

Jerman bergantung pada Rusia untuk memasok sekitar 55 persen gas alamnya. Terlepas dari ketergantungan ini, Berlin tiba-tiba membatalkan sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 dalam beberapa hari setelah operasi militer Rusia di Ukraina.

Mereka mendukung sanksi yang telah menghambat perbaikan kritis di sepanjang jalur Nord Stream I yang ada.

Jerman yang menolak memperpanjang umur tiga pembangkit listrik tenaga nuklir terakhirnya, terpaksa mengaktifkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara.

Habeck mengklaim kenaikan harga adalah kesalahan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang harus ditentang terlepas dari biaya ke Eropa.

Mengenai pengurangan aliran melalui jalur Nord Stream 1, Habeck mengatakan kepada orang banyak Rusia menolak mengambil turbin yang diservis dari Jerman untuk memperbaiki Nord Stream 1.

Sementara itu, raksasa energi Rusia Gazprom menyatakan minggu ini bahwa sanksi UE dan Inggris mencegahnya mengambil bagian vital peralatan itu ke Rusia.

 

Sebelumnya Habeck mengatakan kepada penyiar Jerman ZDF bahwa Nord Stream 2 tidak akan dihidupkan kembali, dengan alasan hal itu akan mengibarkan bendera putih kepada Putin.

Jerman minggu ini juga memilih mendukung rencana UE yang meminta semua negara anggota untuk berkomitmen pada pengurangan 15 persen dalam konsumsi gas selama musim dingin.

Beberapa outlet berita melaporkan biaya tambahan pemerintah yang direncanakan akan membuat tagihan gas melonjak untuk Jerman mulai Oktober dan seterusnya.

Rata-rata rumah tangga Jerman diharapkan membayar tambahan €1.000 ($1.016) per tahun untuk memasak dan memanaskan rumah mereka.

Jerman akan menghadapi tagihan gas yang jauh lebih tinggi dalam waktu sekitar dua bulan, media lokal memperingatkan pada Kamis.

Pemerintah berencana untuk memperkenalkan biaya tambahan khusus untuk semua konsumen gas pada 1 Oktober untuk menutupi biaya tambahan impor gas.

Biaya tambahan akan berlaku antara 1 Oktober 2022 dan akhir September 2024, surat kabar Die Zeit melaporkan, mengutip dokumen internal yang disusun oleh Kementerian Ekonomi.

Dokumen tersebut dilaporkan saat ini sedang dibahas berbagai kementerian federal dan diharapkan akan diterbitkan sebagai keputusan menteri pada akhir Agustus.

Menteri Ekonomi Robert Habeck menegaskan bahwa pungutan mungkin berjumlah antara 1,5 dan 5 sen euro per kilowatt jam.

“Kami hanya dapat menyebutkan kisaran harga,” katanya kepada wartawan, seraya menambahkan biaya tambahan pada akhirnya akan sama peningkatan “biaya pengadaan” impor gas yang dirancang untuk menggantikan energi Rusia yang hilang.

"Pada akhirnya, Anda tidak tahu seberapa tinggi biayanya pada November atau Desember, tetapi berita pahitnya adalah: pasti akan menjadi beberapa ratus euro per rumah tangga," tambahnya.

Dalam skenario terburuk, kenaikan harga untuk rata-rata rumah tangga Jerman yang mengkonsumsi sekitar 20.000 kWh per tahun dapat menyebabkan pengeluaran tambahan hingga €1.000 ($1.016) per tahun.

Menurut Kementerian Perekonomian, langkah itu bertujuan untuk “mempertahankan mekanisme pasar dan rantai pasokan selama mungkin, mencegah pedagang gas bangkrut dan [memicu] efek domino dalam rantai pasokan energi.”

Habeck mengakui keputusan untuk memperkenalkan biaya tambahan adalah langkah sulit yang melibatkan banyak tekanan.(Tribunnews.com/RT/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved