Berita Kulon Progo Hari Ini
Dinkes Kulon Progo Sebut Cacar Monyet Diobati dengan Antivirus, Tapi Belum Tersedia di Indonesia
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulon Progo, Rina Nuryati mengatakan pengobatan penyakit cacar
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Penyebaran penyakit cacar monyet atau monkeypox tengah marak di sejumlah negara.
Penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia ini disebabkan oleh virus.
Ada 3 hewan yang diduga menjadi sumber penularannya, di antaranya monyet, tupai pohon dan tikus.
Baca juga: Video Viral Rekaman Telepon Diduga Suara Kopda Muslimin : Aku Wis Nyerah Bul
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulon Progo, Rina Nuryati mengatakan pengobatan penyakit cacar monyet bisa menggunakan antivirus.
Akan tetapi, antivirus itu belum tersedia di Indonesia.
"Sebenarnya untuk semua penyakit yang disebabkan oleh virus akan sembuh dengan sendirinya. Namun, karena sakit dan mesti mengganggu produktivitas sehingga tetap harus ditangani," kata Rina, Jumat (29/7/2022).
Untuk pemeriksaannya, lanjut Rina, juga akan menyesuaikan kategorinya seperti suspek, probable dan konfirmasi.
"Nanti ada klasifikasi tersendiri. Untuk pemeriksaan di laboratorium memakai tes PCR. Di Indonesia, ada 2 laboratorium yang ditunjuk yaitu laboratorium penelitian penyakit infeksi prof. dr. Sri Oemijati di Jakarta dan Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) di Institut Pertanian Bogor (IPB)," jelasnya.
Terkait penyebarannya, penyakit cacar monyet sudah ditemukan di 75 negara hingga Juli 2022.
Baca juga: Menikmati Sajian Seni Tari Jawa Sembari Berwisata Kuliner di Raminten Kitchen Yogyakarta
Sementara, Indonesia belum ada laporan penyakit tersebut. Hanya saja, penyakit cacar monyet sudah ditemukan di negara tetangga seperti Singapura.
Untuk itu, Dinkes Kulon Progo terus melakukan sosialisasi terkait penyakit cacar monyet ke masyarakat khususnya kelompok berisiko.
Pasalnya, penyakit ini juga bisa menularkan ke sesama manusia. Sehingga masyarakat diimbau tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (scp)