Berita Jogja Hari Ini
Viral di TikTok Video Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Bukti Minat Generasi Muda pada Budaya Tak Surut
keinginan untuk nguri-uri kabudayan Jawa, Satya Bilal seorang Abdi Dalem muda dari Kawedanan Tandha Yekti Kraton Yogyakarta belakangan viral
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dilatarbelakangi keinginan untuk nguri-uri kabudayan Jawa, Satya Bilal seorang Abdi Dalem muda dari Kawedanan Tandha Yekti Keraton Yogyakarta belakangan viral berkat video-video yang diunggahnya melalui akun TikTok pribadinya @satyabilal.
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta kelahiran 26 Juli 1985 ini melalui TikTok -nya menarik perhatian publik lantaran mengunggah video aktivitas sehari-harinya, kala bertugas sebagai Abdi Dalem di Keraton Yogyakarta.
Satu di antaranya ialah video berjudul 'A day in my life sebagai abdi dalem Keraton Yogyakarta', yang viral usai ditonton lebih dari 200 ribu kali dan disukai hampir 27 ribu pengguna TikTok .
Dalam video tersebut, pria kelahiran Yogyakarta ini membagikan aktivitas sehari-harinya sebagai Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dengan segala keseruannya.
Baca juga: Cara Ampuh Mengatasi Hidung Tersumbat di Cuaca Dingin, Cukup Pakai 6 Bahan Alami Ini
https://www.tiktok.com/@satyabilal/video/7123785097899248922?_t=8UH9RHFlO8Q&_r=1
https://www.tiktok.com/@satyabilal/video/7123133449627569434?_t=8UH9TSkwaXa&_r=1
"Saya itu lahir di Yogya dan menjadi Abdi Dalem itu menjadi salah satu jalan untuk bisa mencintai dan mbangun ndeso versi saya dengan melestarikan budaya," terang Satya Bilal kepada Tribun Jogja, Selasa (26/7/2022).
Diterangkannya, pada 2015 silam sebelum menjadi abdi dalem, ia sempat berkolaborasi dengan Gusti Hayu untuk membuat transformasi digital di Keraton Yogyakarta.
"Kami membuat digitalisasi mulai dari hal sederhana di Kraton dengan membuat media sosial dan website sekaligus merekrut anak anak muda yang sekarang masih banyak yang aktif untuk berkontribusi melalui aktivitas di Tepas Tandha Yekti waktu itu," terangnya.
"Tapi saat ini selain membantu di Tandha Yekti yang sudah berubah dari Tepas ke Kawedanan, saya lebih banyak bertugas di sekretariat Putri Kraton Jogja untuk mendampingi ketugasan putri - putri Kraton Jogja. Bersama beliau - beliau saya ikut mengawali pembuatan podcast putri kedhaton yang skrg pun sudah bisa dinikmati di youtube, iTunes dan spotify serta sudah memiliki followers aktif di Instagram mencapai 10 ribuan lebih," tambanya.
Saat itu, lanjut Satya, ia berpikir hanya dengan bantuan media sosial dan rekan- rekan media wawasan budaya di Kraton Jogja dapat kita ceritakan ke generasi muda untuk bisa ikut melestarikan budayanya.
"Awalnya saya ketuk pintu satu persatu ke media baik lokal maupun nasional kirim profil kelima Putri Kraton membuat segmentasi misal Gusti Hayu lebih aktif di IT dan Gusti Bendara pembina umkm dan pariwisata dan sebagainya. Melihat feed back yang cukup baik itu membuat saya makin yakin menjadi abdi dalem merupakan hal yang tepat untuk berkontribusi bagi daerah asal sebagai pelestari budaya," ujar dia.
Baca juga: UPDATE Gunung Merapi 26 Juli 2022: Aktivitas Terpantau Landai, Tidak Ada Guguran Lava Pijar
Nah kini, Satya menilai TikTok menjadi satu platform yang menyentuh generasi muda, seperti fenomena viralnya Citayam Fashion Week akhir-akhir ini.
"Sampai saat ini Kraton Jogja belum memiliki akun resmi di tik tok sehingga saya mencoba untuk berbagi cerita dengan kemasan kekinian ala mereka menggunakan tiktok dan sampai pagi ini video-videonya masih ramai tanggapan dari tiktokers," ujar Satya.
"Menurut saya hal tersebut menjadi hal baik karena masih banyak anak muda terutama di tiktok yang mengapresiasi budaya hanya saja mungkin selama ini budaya tersebut terkesan kuno dan milik orang tua saja," lanjutnya.
"Akan tetapi ketika dikemas sesuai dengan tren mereka saya buat tema 'how much i spend in a day' sebagai abdi dalem viewersnya bisa sampai 100 ribu lebih dan konten 'a day in my life' versi abdi dalem sampai 200 ribu lebih dengan rata-rata komentar yang masuk positif dan mendukung profesi Abdi Dalem," pungkasnya. (Han)