Berita Magelang Hari Ini
Bak Negeri dalam Dongeng, Intip Keindahan Alam Wisata Negeri Kahyangan di Lereng Merbabu Magelang
Negeri Kahyangan berlokasi sekitar satu jam perjalanan dari pusat Kota Magelang, menuju lokasi wisata yang terletak di lereng Gunung Merbabu
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Menikmati wisata di Kabupaten Magelang tak hanya tentang wisata budaya.
Namun, banyak juga objek wisata alam yang tak kalah mengagumkan, salah satunya destinasi wisata alam Negeri Kahyangan di Dusun Surodadi, Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
Destinasi wisata alam Negeri Kahyangan berlokasi sekitar satu jam perjalanan dari pusat Kota Magelang, menuju lokasi wisata yang terletak di lereng Gunung Merbabu, tepatnya jalan utama via Selo.
Sepanjang perjalanan akan disuguhkan keindahan panorama alam berupa terasiring tanaman pertanian, semisal sayuran hingga hijaunya pepohonan.
Meskipun akses jalan menuju destinasi wisata Negeri Kahyangan tidak terlalu lebar, namun masih aman untuk dilewati bahkan bagi kendaraan roda empat.
Sesampai di lokasi wisata Negeri Kahyangan yang berada di ketinggian 1130 Mpdl, akan didapati satu jalan panjang yang menghubungkan antara Dusun Surodadi, Desa Wonolelo dengan Dusun Candran, Desa Banyuroto.

Dari jalan panjang penghubung antar desa inilah menginterpretasikan nama 'Negeri Kahyangan'.
Pasalnya, kawasan Dusun Candran yang berada pada area paling atas itu, saat diselimuti kabut seakan-akan memberi kesan bisa menembus langit kahyangan.
Ditambah, ketika akan memasuki dusun tersebut harus melewati sebuah bangunan seperti gerbang yang didesain mirip kastil kerajaaan. Sehingga, menambah nuansa bak berada di negeri dongeng.
Pengelola wisata Negeri Kahyangan, Supri, membenarkan penamaan tempat wisata yang diolahnya memang menerjemahkan kondisi alam di sana.
"Benar namanya dibuat seperti itu. Dulu, sempat diberi nama 'Tol Kahyangan' namun pengunjung tidak teratur ditambah banyak pedagang yang berjualan dipinggir jalan. Kesannya bukannya memperindah tetapi merusak. Dari situ, kami mulai berbenah dan mengganti namanya menjadi Negeri Kahyangan dengan menambahkan fasilitas pendukungnya juga,"ucapnya.
Ia menambahkan, wisata yang mulai dibuka pada 2021 lalu didirikan di atas tanah seluas sekitar 1,5 hektar merupakan swadaya masyarakat setempat.
Sehingga, segala sesuatunya diutamakan untuk kepentingan masyarakat.
"Benar, kami mengembangkan wisata ini dengan swadaya masyarakat dibantu dengan Bumdes. Bahkan, warung-warung yang dibangun mempekerjakan masyarakat setempat juga,"tuturnya.