Berita Sleman Hari Ini

120 Orang di Sleman Terima Frame Kacamata Gratis

Kegiatan ini menyasar penderita glaukoma dan anak-anak usia maksimal 16 tahun memiliki minus mata di atas lima.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Neti Istimewa Rukmana
Bupati Kabupaten Sleman, Kustini Sri Purnomo, menghadiri kegiatan MGI Oportunity Meeting, melalui program Donasi Bagi-Bagi Sejuta Frame Kacamata Medis, di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Minggu (24/7/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - 120 orang di Kabupaten Sleman mengajukan dan menerima frame kacamata gratis yang diberikan oleh Mega Gloryoung Internasional ( MGI ) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman , Minggu (24/7/2022).

Duta Donasi MGI merupakan komunitas gerakan donasi sejuta kacamata medis secara gratis dan turut melaksanakan kegiatan MGI Oportunity Meeting, melalui program Donasi Bagi-Bagi Sejuta Frame Kacamata Medis IONSPEC.

"Jadi produknya itu untuk membantu menekan tingkat kebutaan dunia, karena pada era digital saat ini dari WHO sendiri mengatakan setiap lima detik terdapat satu penduduk di dunia yang buta. Jadi kami ingin membantu menanggulangi hal-hal tersebut," kata Duta Donasi MGI Purworejo, Sri Maryuni, kepada Tribunjogja.com .

Pasalnya, pada era digital saat ini pengaruh gadget dari sinar biru atau blue light dapat menyebabkan mata minus tinggi.

Baca juga: Pemkab Bantul Lakukan Kolaborasi untuk Membantu Anak-anak yang Membutuhkan Kacamata

Tidak hanya itu, adanya pengaruh gadget dapat menyebabkan anak-anak terkena katarak.

Terdapat dua kriteria yang jadi sasaran kegiatan ini, yakni penderita glaukoma di semua usia dengan melampirkan KTP, KK, hingga Surat Rujukan Dokter.

Selanjutnya, bagi anak-anak usia maksimal 16 tahun memiliki minus mata di atas lima, juga akan diberikan donasi kacamata medis gratis.

Pihaknya menyediakan kir sebagai proses pengecekan mata anak-anak tersebut minus.

Di dalam kacamata medis itu terdapat delapan teknologi, tiga di antaranya berada pada lensa sebagaimana perlindungan mata dari cahaya gadget, laptop, televisi, hingga lampu LED.

"Kami juga memberikan edukasi cara menanggulangi kebutaan kepada orang tua maupun anak yang telah hadir di pendopo itu," ucapnya.

Sebab, anak remaja sebelum berusia 16 tahun masih memiliki makula mata belum sempurna dan apabila anak terlalu sering dibiasakan menatap layar ponsel, mata dari anak tersebut dapat menyentuh minus lima.

Apabila lebih dari minus lima maka akan berjalan menuju glaukoma , di mana glaukoma merupakan penyakit yang mengganggu saraf mata dan tiba-tiba bisa menjadi buta.

Baca juga: Ajak Masyarakat Selektif Salurkan Donasi, KOMAR Gelar Aksi Damai di Tugu Pal Putih Yogya

"Jadi sebisa mungkin anak-anak harus dapat mengurangi penggunaan gadget sejak dini," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Sleman , Kustini Sri Purnomo, mengatakan sebagian warga di wilayahnya ada yang terkena glaukoma dan mata minus.

"Khususnya di DIY, kebudayaan kami memang suka makan yang manis, contohnya gudeg. Kalau masakan tidak manis pasti rasanya beda. Tentu, dari makanan yang dikonsumsi setiap hari sudah terlihat, sehingga kalau dikatakan glaukoma tinggi memang benar," ujarnya.

Maka dari itu, dari hasil konsumsi makanan manis yang berlebihan pada setiap hari, dapat membuat orang yang memiliki usia tua mudah terkena glaukoma .( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved