Migrasi TV Analog ke Digital di DIY
TV Analog vs TV Digital: Cara Kerja, Kualitas, dan Alasan Migrasi, Pahami Dulu Sebelum Sambat Lur
Berikut penjelasan tentang tv analog vs tv digital, mulai dari cara kerjanya, kualitas, sampai alasan dan manfaat migrasinya.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Yoseph Hary W
Gangguan yang dimaksud bisa beragam, entah itu hujan, angin kencang, petir, atau jarak antena yang terlalu jauh dari pemancar gelombang.
Baca juga: Daftar Harga Set Top Box (STB) untuk Nonton TV Digital, Produk Ori Dibanderol Mulai Rp 100 Ribuan
Cara kerja dan kualitas TV digital

Jika TV analog menangkap data berupa gelombang AM dan FM, maka TV digital berbeda.
Data yang ditangkap oleh TV digital adalah data digital yaitu angka nol (o) dan satu (1).
Karena datanya berupa rangkaian angka, maka data ini tidak akan berubah wujud saat terpengaruh faktor eksternal seperti angin, hujan, dan lainnya.
Beda wujud datanya, beda pula kualitas gambar dan suaranya.
Lain dari TV analog yang bisa tiba-tiba berubah wujud jadi gambar buram, berda warna, suara kresek-kresek, dan sebagainya, TV digital akan memberikan gambar dan suara jernih.
Selama antena TV mampu menangkap sinyal, maka dijamin TV digital akan menampilkan gambar bersih dan tajam dengan suara jernih.
Lantas, bagaimana jika sinyal lemah atau antena tidak menangkap sinyal?
Saat TV digital tidak bisa mendapatkan data apa pun dari antena, maka alih-alih menampilkan gambar buram, TV akan mati.
Hanya akan ada keterangan “tidak ada sinyal” yang muncul di layar kaca Anda.
Baca juga: Cara Memasang Set Top Box untuk Ubah Siaran TV Analog jadi TV Digital
Apa alasan migrasi ke TV digital? Mengapa TV analog harus dimatikan?

Ternyata, keberadaan TV analog membuat kepadatan spektrum radio penyiaran di Indonesia jadi terlalu padat.
TV sudah mengudara di Indonesia sejak 1962 lalu sampai sekarang. Sedangkan, perkembangan teknologi juga terus berjalan.
Padatnya arus atau jalur sinyal membuat teknologi baru kewalahan, sebab sudah tidak ada ruang.