Peringatan 1 Abad Tamansiswa, Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang Tak Lekang oleh Waktu

Peringatan 1 Abad Tamansiswa digelar di Pendapa Agung Tamansiswa pada Minggu (3/7/2022) pagi, yang mengusung tema Kebangkitan Tamansiswa

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Rukmana
Foto bersama seusai penandatanganan prangko dalam Peringatan 1 Abad Tamansiswa, di Pendapa Agung Tamansiswa, Minggu (3/7/2022) siang. 

Maka dari itu, para guru akan dibekali ilmu dengan inovasi dari teknologi dan komunikasi untuk mengangkat modernisasi, yang terus berkembang pada saat ini.

Kendati demikian, Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan, Peringatan 1 Abad Tamansiswa turut menjadi titik balik 100 tahun perguruan Tamansiswa yang dulu diinisiasi oleh Ki Hadjar Dewantara.

"Saya kira ini menjadi bagian yang harus menjadi perhatian kita sekalian. Mari kita terus kembangkan buah pikiran, ide-ide kreatif, gagasan-gagasan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan," ucapnya.

Pasalnya, konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara tidak pernah lekang oleh waktu.

Di mana, siapa pun yang mengambil kebijakan di bidang pendidikan selalu mempergunakan konsep Ki Hadjar Dewantara.

Ia pun menyampaikan pesan dari Gubernur DIY , Sri Sultan Hamengku Buwono X , bahwa sudah selayaknya perlu disyukuri secara bersama melalui buah pikir Ki Hadjar Dewantara telah mewarnai dunia pendidikan di Indonesia dan tidak terkecuali juga di DIY.

"Utamanya, dalam desain dan implementasi pendidikan karakter berbagai tingkat pendidikan. Bahkan secara tegas, DIY menjadikan ajaran Tamansiswa sebagai pilar peyangga pendidikan.

Bukan tanpa alasan, mengapa Tamansiswa menjadi prioritas dalam pilar penyangga pendidikan di DIY. 

Dalam berbagai kesempatan, Gubernur DIY dengan tegas menyampaikan  bahwa mengutamakan ajaran Ki Hadjar Dewantara dengan berasaskan ideologi pancasila merupakan piranti pendidikan terbaik dalam perjuangan membangun bidang kemasyarakatan, kebangsaan, dan kebudayan.

Tidak hanya itu saja, dalam kesempataan yang bersamaan di dalam Peringatan 1 Abad Tamansiswa, terdapat peluncuran buku, launcing perangko, dan penandatangan prasasti, di mana semua itu menjadi akumulasi memorabilia atas berbagai karya cipta dan peran Tamansiswa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Ki Sri-Edi Swasono, turut mengatakan, Peringatan 1 Abad Tamansiswa menjadi tuan di negeri sendiri dengan modal historis dan budaya adiluhung.

Ia pun menjelaskan, bahwa Ki Hadjar pernah menegaskan pendidikan harus diarahkan untuk membentuk 'manusia merdeka', yaitu manusia yang berdisiplin, memiliki prinsip hidup dan tidak tergantung kehidupannya kepada orang lain.

Artinya, tetap menghormati dan tunduk kepada kebersamaan sosial dan menolak egoisme yang mengutamakan pamrih pribadi.

"Dengan kata lain 'mencerdaskan kehidupan bangsa' adalah membentukkan sikap teguh-hati, percaya-diri dan ber-dignity, untuk mampu menjaga kemerdekaan dan keberdaulatan nasional, dengan sikap sedumuk bathuk senyari bumi, peaching dhadha wutahing ludira, sun labuhi taker pati (jika dahi kita dicoreng, sejengkal tanah kita dirambah, pecahnya dada dan tumpahnya darah, nyawa taruhannya)," paparnya.

Hal itulah yang menjadi nasionalisme dan patriotisme dalam kiasan kalimat adiluhung.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved