Kisah Inspiratif

Pandemi Covid-19 Mereda, Pengusaha Tas di Kulon Progo Mulai Kebanjiran Pesanan

Produksi pembuatan tas di Kabupaten Kulon Progo mulai bangkit seiring meredanya pandemi Covid-19 . 

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Sri Cahyani Putri Purwaningsih
Sareh Budiarto (kiri), Pengusaha Tas di Dusun Karang, Kalurahan Jatisarono, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo dan anaknya saat mengemas tas hasil produksinya, Jumat (1/7/2022). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO -  Produksi pembuatan tas di Kabupaten Kulon Progo mulai bangkit seiring meredanya pandemi Covid-19

Satu di antaranya dialami oleh Sareh Budiarto, pengusaha tas di Dusun Karang, Kalurahan Jatisarono, Kapanewon Nanggulan. 

Meski belum berjalan stabil, namun ia mulai menerima pesanan sekitar 1.000 tas per bulan.

Kondisi ini jauh berbeda saat pandemi Covid-19 merebak yang mengharuskannya untuk banting setir. 

Baca juga: Warga Sleman Ini Raup Omzet Jutaan Rupiah dari Kreasi Tas Anyaman Plastik

"Rata-rata baru 1.000 tas per bulan. Dulu pas maraknya pandemi malah kami sempat off. Tapi kita beralih waktu itu musim masker kita bikin itu, musim face shield kita juga buat," ujar Sareh saat ditemui, Jumat (1/7/2022). 

Padahal sebelum pandemi Covid-19 merebak, ia bisa menerima pesanan sebanyak 5.000 tas. 

Dijelaskannya, meningkatnya pesanan tas saat ini sekitar 10-20 persen.

Kemungkinan disebabkan karena pemerintah telah memperbolehkan semua kegiatan dibuka seperti seminar dan berbagai even. 

Hampir semua tas juga dibuat olehnya, mulai dari tas ransel, suvenir, tas buat gowes bahkan tas gendongan burung.

Tergantung menyesuaikan kebutuhan. Untuk pemesanan tas, konsumen juga bisa membawa contoh gambar tas yang diinginkan atau sampel yang terpasang di rumah. 

Baca juga: Produsen Slondok di Sleman Raup Omzet Jutaan Rupiah Per Bulan

"Pada musim haji ini kami juga mendapat pesanan tas dari biro swasta pemberangkatan haji. Kalau untuk pesanan tas sekolah sejauh ini masih stabil," ucapnya. 

Sejauh ini, kata Sareh, konsumen yang memesan tas mayoritas dari DIY. 

Di tengah meningkatnya pemesanan tas saat ini, ia menyebut kendala yang ditemuinya terdapat pada pemotongan pola.

"Kalau menjahit kami ada patner jahit sekitar 10 titik. Mereka juga ada pegawai 20 orang," bebernya. 

Adapun harga tas yang diproduksinya cukup relatif terjangkau mulai dari Rp 5 ribu sampai dengan Rp 200 ribu.

Sementara untuk harga tas ransel medis sekitar Rp 250 ribu. ( Tribunjogja.com ) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved