Berita Kota Yogya Hari Ini
Antisipasi Sebaran Covid-19, Pemkot Yogyakarta Gelar Skrining Bagi Siswa Seusai Libur Sekolah
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bakal menggulirkan skrining Covid-19 untuk siswa SD dan SMP selepas libur sekolah mendatang.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bakal menggulirkan skrining Covid-19 untuk siswa SD dan SMP selepas libur sekolah mendatang.
Langkah tersebut ditempuh guna mengantisipasi penularan virus selama peserta didik melakoni aktivitas liburan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menyampaikan, pihaknya harus mengambil upaya itu, agar tidak muncul sebaran Covid-19 di lingkup sekolah, saat masuk tahun ajaran baru nanti.
Sehingga, skrining pun diyakini menjadi cara efektif.
Baca juga: BCA Tanam 1.000 Pohon Jambu di Gunungkidul sebagai Komitmen Pembangunan Berkelanjutan
Terlebih, di tengah pelonggaran prokes yang kini terjadi, aktivitas para peserta didik selama libur sekolah, diyakini meningkat signifikan, dibandingkan fase-fase sebelumnya.
Fenomena itu pun terbukti dengan kepadatan Kota Yogyakarta yang dibanjiri turis dari berbagai daerah.
"Kami akan melakukan skrining, untuk anak-anak sekolah, karena ini sedang libur kan. Ketika mulai kegiatan belajar mengajar lagi, mereka akan diskrining dulu, agar cepat terdeteksi," cetus Emma, Jumat (1/7/2022).
Akan tetapi, ia menambahkan, skrining tidak serta merta dilangsungkan begitu tahun ajaran baru dimulai.
Pasalnya, Dinkes harus menyesuaikan hitungan epidemiologi masa inkubasi corona selama dua pekan atau 14 hari. Dengan begitu, hasil skriningnya pun lebih akurat.
Baca juga: Hiswana Migas DIY Pertanyakan Kesiapan Operator SPBU di Lapangan Soal Penggunaan MyPertamina
"Untuk antisipasi, setelah dua minggu masuk sekolah, ya, skrining akan kita gulirkan. Tapi, harapan kami tetap, tidak ada anak yang terpapar Covid-19," urainya.
Lebih lanjut, Kadinkes pun menjelaskan, sejauh ini tingkat sebaran corona di Kota Yogyakarta terbilang masih landai, dimana kasus aktif hanya tersisa 11 pasien saja.
Bahkan, semuanya berstatus orang tanpa gejala (OTG), sehingga kedua selter isolasinya tetap nihil pasien.
"Tapi, tetap kita upayakan setiap ketemu kasus, ya, tracing, testing, dan treatment kita jalankan. Protokol kesehatan terus disosialisasikan juga ke masyarakat. Mobil-mobil keliling masih beroperasi," katanya. (aka)