Berita Bantul Hari Ini

Enam Kapanewon di Kabupaten Bantul Dinyatakan Zona Merah PMK

Hewan ternak yang positif terpapar PMK itu menyebar hampir di semua Kapanewon, bahkan enam kapanewon di Kabupaten Bantul jadi zona merah PMK

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Pixabay / MabelAmber
ilustrasi ternak 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jumlah kasus hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Bantul terus bertambah.

Hingga Senin (27/6/2022), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul mencatat ada 2.109 ternak yang terpapar PMK.

Hewan ternak yang positif terpapar PMK itu menyebar hampir di semua Kapanewon, bahkan enam kapanewon di Kabupaten Bantul ditetapkan sebagai zona merah PMK.

Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, mengatakan adapun enam kapanewon yang ditetapkan sebagai zona merah yakni Piyungan, Pleret, Pundong, Kretek, Imogiri dan Jetis.

Sementara dari data 2.109 kasus PMK yang ada di Bantul, ada sebanyak 10 ternak yang mati, potong paksa 50 ekor. 

"Untuk ternak yang sembuh, sapi sebanyak 293 ekor dan domba sembuh sebanyak 19 ekor," ujarnya, Senin (27/6/2022) 

Joko menyatakan untuk menekan penyebaran PMK dan terus menambah jumlah ternak yang sembuh, pihaknya terus menggandeng seluruh dokter hewan di seluruh Puskeswan di Bantul agar dapat melakukan perawatan berupa pemberian obat-obatan.

Selain itu juga dilakukan isolasi ternak yang terpapar PMK agar tidak menularkan hewan ternak yang masih sehat.

Ia pun mengimbau kepada para peternak agar juga membantu perawatan dan terus memantau perkembangan hewan ternaknya.

Sebab dalam upaya penyembuhan hewan terinfeksi para peternak juga memiliki peran cukup penting untuk menjaga kondisi hewan agar tetap fit.

"Seperti melakukan pemberian pakan tambahan dan jamu tradisional apabila ternak sedang tak nafsu makan, serta menjaga kebersihan kandang," imbuhnya.

Adapun salah satu upaya untuk menekan penyebaran PMK adalah dengan penyuntikan vaksin ke ternak.

Terkait dengan perkembangan distribusi vaksin dari pusat ke Kabupaten Bantul, Joko memastikan ada 300 dosis vaksin PMK yang didistribusikan ke kabupaten Bantul pada pekan ini.

Joko mengungkapkan bahwa penggunaan vaksin kali ini diprioritaskan untuk ternak yang berada di daerah aman atau yang masih sedikit jumlah kasus PMK-nya.

Jumlah vaksin itu tentu saja belum dapat menjangkau seluruh ternak di Bumi Projotamansari yang populasinya mencapai 70 ribu ekor. 

Dengan jumlah vaksin tersebut setidaknya hanya mencakup 0,4 persen  dari jumlah keseluruhan  ternak.

"Minggu ini Bantul dapat 300 (dosis vaksin PMK) dan akan diprioritaskan ke daerah aman," ungkapnya. 

Koordinator Pelayanan Veteriner BBVet Wates, drh Indarto Sudarsono, berharap para peternak dapat aktif berperan dalam mengatasi PMK ini.

Menurutnya, saat terpapar PMK, ternak akan susah makan karena luka di mulut.

"Maka peran peternak diperlukan dalam memberikan makanan tambahan entah itu berwujud gula, kecap, atau empon-empon. Gula untuk tambahan energi, kecap sebagai sumber protein, kunyit untuk sebagai antibiotik, selain itu juga penting peternak menjaga kebersihan kandang," terangnya.  

Selama ini pedagang dan peternak telah melakukan sejumlah upaya untuk menyembuhkan sakit yang dialami hewan ternaknya dengan pengobatan ramuan tradisional.

Sembari menunggu distribusi vaksin PMK, peternak diharapkan selalu memantau kesehatan ternaknya.

Apabila gejala yang dialami sapi semakin parah, Indarto meminta agar peternak dan pedagang ternak menghubungi Puskeswan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved