Berita Kota Yogya Hari Ini

Rayakan Ulang Tahun ke 141, Klenteng Poncowinatan Bakal Gelar Pentas Kesenian Budaya Tionghoa 

Klenteng Poncowinatan di Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta akan merayakan ulang tahun ke 141. Acara perayaan ulang tahun tersebut rencananya

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Klenteng Poncowinatan di Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta akan merayakan ulang tahun ke 141.

Acara perayaan ulang tahun tersebut rencananya bakal digelar sepanjang 22 hingga 24 Juli 2022 mendatang.

Ketua Pelaksana Kegiatan Perayaan Hari Ulang Tahun Klenteng Poncowinatan, Agus Handoko mengatakan, dalam perayaan HUT kali ini akan dibarengi dengan pagelaran seni.

Beberapa kesenian akan kembali digali dan ditampilkan agar masyarakat lebih mengenal kebudayaan Tionghoa .

Baca juga: Mekaring Seni Macapat Ginelar Ing Jagat Anyar, Upaya untuk Pelestarian Seni di DI Yogyakarta

“Kita ingin melalui perayaan ini masyarakat jadi tahu, Tionghoa itu punya budaya apa saja. Termasuk juga nanti ada jemparingan, kemudian batik Tionghoa, kuliner Tionghoa kemudian ramal-meramal dan lainnya. Itu nanti akan kita tampilkan pada perayaan tersebut, selain tentunya juga yang wajib bagi kami adalah sembahyangan,” jelas Agus usai beraudiensi dengan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X di Kompleks Kepatihan, Rabu (22/6/2022).

Acara perayaan nantinya digelar di pelataran Klenteng Kwan Tee Kiong atau Klenteng Poncowinatan yang didirikan pada tahun 1879 oleh Sultan Hamengku Buwono VII ini.

Acara juga terbuka untuk umum dan sengaja digelar di pelataran agar masyarakat umum lebih mudah mengunjungi.

"Acara perayaan ulang tahun ini baru pertama kali digelar tahun ini. Sesuai dengan arahan Sri Paduka, saya berharap acara ini bisa rutin digelar tiap tahun dengan menggandeng Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, dan pihak lainnya," katanya.

Dalam penyelenggaraannya, panitia melibatkan beberapa asrama yang ada di seputaran Pecinan Kranggan untuk meriahkan acara.

Selain itu, dia juga bekerjasama dengan Ketua RW setempat untuk mendata sejumlah pedagang yang akan berpartisipasi. Sebab, tujuan lain dari penyelenggaraan perayaan adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

Sejauh ini tercatat ada 40 pedagang kuliner khas Tionghoa telah mendaftarkan diri untuk ambil bagian.

“Harapan kami memang daerah sana bisa menjadi destinasi wisata baru sehingga bisa mengangkat kesejahteraan warga sekitarnya,” tuturnya.

Baca juga: Warga Bantul Yang Bekerja dalam Program Padat Karya Otomatis Jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan

Sementara KGPAA Paku Alam X menyambut baik rencana perayaan tersebut karena nantinya tidak hanya sekedar perayaan ulang tahun saja, namun juga menjadi ajang untuk memperkenalkan budaya Tionghoa yang sudah mulai luntur.

Bagaimanapun, Tionghoa adalah bagian tidak terpisahkan dari keistimewaan DIY yang harus dilestarikan, dijaga dan diwariskan kepada pemuda pemudi etnis Tionghoa.

“Sudah sewajarnya kebudayaan diuri-uri, kalau bisa budaya itu justru memang dipelihara, karena wilayah Kranggan ini yang menjadi Pecinan. Kranggan itu memang banyak heritage, banyak budaya Tionghoa di situ yang kelihatannya makin luntur. Nah ini kalau bisa terus digali lagi,” ungkap Sri Paduka. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved