Berita Kota Yogya Hari Ini
Omzet Penjualan Hewan Kurban di PPHQ Yogyakarta Naik Hampir 50 Persen
Meski kasus Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK ) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) cukup massif, akan tetapi omzet pedagang hewan ternak di Kota Yogya
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Meski kasus Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK ) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) cukup massif, akan tetapi omzet pedagang hewan ternak di Kota Yogyakarta ini justru mengalami peningkatan.
Para pedagang hewan ternak pun membandingkan pendapatan mereka tahun lalu dengan hari ini.
Tahun lalu omzet mereka benar-benar terpuruk karena pandemi Covid-19 yang mengganas.
Baca juga: Dubes Inggris dan Sri Sultan Hamengku Buwono X Bahas Naskah yang Hilang dari Keraton Yogyakarta
Sementara hari ini proses penjualan hewan ternak juga terganggu akibat maraknya PMK.
"Tingkat penjualan hampir sama dengan tahun lalu. Malahan tahun ini omzet hampir 50 persen kenaikannya," kata Ketua Pusat Pengadaan Hewan Qurban (PPHQ) Giwangan, Kota Yogyakarta Wikan Aji Prabandaru, Selasa (21/6/2022).
Dia mejelaskan, kenaikan omzet nyaris 50 persen itu hanya untuk penjualan kambing saja.
Sementara untuk penjualan sapi, diakuinya sangat sulit.
Sebab hewan ternak dari luar daerah sulit masuk ke Kota Yogyakarta dan sekitarnya.
Untuk mensiasatinya, Wikan tetap berjualan hewan kurban jenis sapi dengan cara preorder.
Foto beserta spesifikasi hewan diberitahukan kepada para konsumen melalui pesan WhatsApp.
Baca juga: Pakar Sosiologi Universitas Widya Mataram: Jam Malam Jadi Waktu Berkualias Anak dan Orang Tua
"Kalau pembeli sudah setuju, hewan akan dititipkan di kandang kami, ketika menjelang penyembelihan akan diantar ke pembeli," ujarnya.
Cara itu dilakukan untuk meminimalisir penyebaran PMK ke hewan ternak lainnya.
Selain itu, Wikan juga berburu hewan ternak yang akan dijual ke peternak langsung. (hda)