Bank Sampah Alam Lestari di Bantul Manfaatkan Eco Enzyme Limbah Organik untuk Hand Sanitizer
Bank Sampah Alam Lestari di Padukuhan Ceme, Sendangsari, Kapanewon Sanden yang mengolah sampah organik rumah tangga melalui eco enzyme .
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemkab Bantul terus mengajak seluruh masyarakat mengelola sampah sejak dari rumah tangga.
Saat ini sudah banyak muncul bank sampah termasuk Bank Sampah Alam Lestari di Padukuhan Ceme, Sendangsari, Kapanewon Sanden yang mengolah sampah organik rumah tangga melalui eco enzyme .
Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup, Minggu (19/06/2022) kemarin, Bupati Bantul berkesempatan untuk panen raya eco enzyme di Bank Sampah Alam Lestari.
Baca juga: Damkar Sleman Mencatat Ada 57 Kebakaran di Wilayahnya Hingga Mei 2022
Ketua Bank Sampah Alam Lestari Slamet Budi Santoso menjelaskan bahwa eco enzyme merupakan salah satu cara pembusukan limbah organik.
Limbah yang digunakan berasal dari buah-buahan dan sayuran yang kemudian difermentasi menggunakan zat gula seperti aren, tetes tebu atau nira.
Ia juga mengungkapkan, semua bahan organik seperti buah dan sayuran bisa dibuat menjadi eco enzyme .
Namun yang paling bagus hasilnya berasal dari buah nanas serta jeruk nipis karena memiliki daya fermentasinya paling cepat.
"Lama fermentasi sendiri biasanya memakan waktu dua sampai tiga bulan yang kemudian hasilnya nanti akan berbentuk cairan coklat. Cairan itulah nantinya yang menjadi bahan baku untuk hand sanitizer, cairan desinfektan, pupuk tanaman bahkan bisa juga digunakan sebagai obat gatal kulit serta parfum mobil," ungkapnya Minggu (19/6/2022) kemarin.
Dalam kesempatan itu Slamet menjelaskan bahwa upaya pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme ini cukup berdampak pada jumlah pengurangan sampah atau limbah yang berasal dari rumah tangga.
Setidaknya selama satu bulan, ada 1,7 ton sampah organik di Padukuhan Ceme yang bisa diolah.
Menurutnya, dengan pengolahan sampah ini, Padukuhan Ceme disebutnya menjadi salah satu wilayah yang sama sekali tidak pernah membuang sampahnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.
"Alhamdulillah sejak adanya bank sampah dari 2016, kami tidak pernah lagi membuang sampah ke Piyungan karena sampah organik maupun anorganik pasti sudah selesai di desa melalui berbagai model pengelolaan Bank Sampah Alam Lestari," terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantul, Ari Eko Nugroho menyampaikan bahwa bank sampah Alam Lestari merupakan salah satu gerakan yang memprakarsai pengolahan eco enzyme di Bantul.
Ia menjelaskan, bank sampah tersebut juga cukup membantu dalam penanganan pandemi Covid-19, khususnya untuk Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Bantul dalam penyediaan handsanitizer dan cairan desinfeksi.
Disisi lain, dengan adanya pengolahan limbah organik itu dapat membantu pemerintah dalam mengurangi sampah dan pelestarian lingkungan.