Update Covid19 Indonesia

Kasus Covid-19 Naik Lagi, Cek Perbedaan Omicron BA.4 dan BA.5 dengan Sebelumnya

Penyebab kenaikan kasus Covid-19 Indonesia ini imbas dari adanya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. 

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
dok.istimewa
Ilustrasi : mutasi virus corona 

Tribunjogja.com - Setelah beberapa waktu terakhir sempat melandai, kini kasus Covid-19 di Tanah Air kembali meroket.

Kenaikan jumlah kasus baru Covid-19 di Indonesia bisa terlihat dari jumlah penambahan kasus harian sebanyak 500 kasus. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kenaikan kasus ini imbas dari adanya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. 

Ilustrasi Deltacron. Varian baru Covid Deltacron telah terdeteksi di Eropa dan Amerika Serikat. Deltacron adalah varian virus corona kombinasi Delta dan Omicron yang pertama kali dideteksi di Perancis.
Ilustrasi Deltacron. Varian baru Covid Deltacron telah terdeteksi di Eropa dan Amerika Serikat. Deltacron adalah varian virus corona kombinasi Delta dan Omicron yang pertama kali dideteksi di Perancis. (SHUTTERSTOCK/Naeblys)

"Jadi kita confirm bahwa kenaikan ini memang dipicu oleh adanya varian baru dan ini juga yang terjadi sama di negara-negara di luar Indonesia yang mgkin hari raya keagamaannya berbeda-beda dengan kita. Jadi tiap kali ada varian baru itu (kasus) naik," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari Kompas.com, 13 Juni 2022. 

Lantas, apa perbedaan varian BA.4 dan BA.5 dengan varian sebelumnya? 

Terkait hal tersebut Kompas.com menghubungi Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman.

Baca juga: UPDATE Lonjakan Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Selasa 14 Juni 2022, Berikut Peta Sebarannya

Dia menjelaskan bahwa karakter subvarian BA.4 dan BA.5 berbeda dengan subvarian sebelumnya, terutama dengan BA.1. 

“Khususnya BA.5 ini dia punya karakter yang merupakan kombinasi yangmana memiliki kecepatan lebih dari Omicron sebelumnya.

Sehingga, mudah menginfeksi baik yang sudah vaksin ataupun belum,” ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/6/2022).  

Dicky mengatakan bahwa BA.5 mengadopsi juga mutasi dari Delta L452 yang membuatnya mudah terikat di reseptor ACE 2 sehingga mudah masuk sel tubuh manusia. 

“Riset terakhir di Jepang dan beberapa negara Eropa, BA.4 dan BA.5 kemampuan bereplikasinya di sel paru meningkat,” ujarnya.  Berdasarkan studi di laboratorium tersebut, BA.4 dan BA.5 lebih fusogenik dan patogenik jika dibandingkan dengan BA.2. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved