Berita Bantul Hari Ini
Bantu Atasi PMK, Peternak dan Pedagang di Bantul Beri Jamu ke Hewan Ternak
DKPP Kabupaten Bantul mendata hingga Selasa (14/6/2022) terdapat 973 hewan ternak yang positif klinis PMK .
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul mendata hingga Selasa (14/6/2022) terdapat 973 hewan ternak yang positif klinis PMK .
Koordinator Pelayanan Veteriner BBVet Wates drh Indarto Sudarsono membenarkan kondisi tersebut.
"Dokter hewan di lapangan bisa menentukan bahwa ini positif klinis. Seperti tadi (gejala) keluar air liur sama di lidahnya keluar gusi melepuh di kuku ada luka. Maka disebut penyakit mulut dan kuku karena di mulut juga ada luka di kuku ada luka. 900 sekian itu ( di Bantul ) positif klinis," ujarnya.
Meski demikian, ia menuturkan bahwa BBVet Wates masih melakukan pemeriksaan sampel.
Baca juga: Sebanyak 973 Hewan Ternak di Bantul Positif Klinis Terjangkit PMK, 5 Sapi di Antaranya Mati
Lab pengujian penyakit hewan BBVet ini menerima sampel di tiga provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY.
"Rata-rata penyelesaian kita masuk (sampel) pagi, sore bisa selesai. Kapasitas sehari 100-200 (sampel). Tapi dulu pernah sampai 400," ungkapnya.
Namun demikian, ia pun berharap para peternak ini dapat aktif berperan dalam mengatasi PMK ini.
Menurutnya, saat terpapar PMK, ternak akan susah makan karena luka di mulut.
"Maka peran peternak diperlukan dalam memberikan makanan tambahan entah itu berwujud gula, kecap, atau empon-empon. Gula untuk tambahan energi, kecap sebagai sumber protein, kunyit untuk sebagai antibiotik, selain itu juga penting peternak menjaga kebersihan kandang," terangnya.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah pusat baru mengupayakan vaksin untuk PMK dan harapannya dapat segera terdistribusikan.
Namun apabila gejala yang dialami sapi semakin parah, Indarto meminta agar peternak dan pedagang ternak menghubungi Puskeswan.
Baca juga: Antisipasi PMK, Pemkot Yogyakarta Minta Penjual Hewan Kurban Lengkapi SKKH
Pedagang dan peternak telah melakukan sejumlah upaya untuk menyembuhkan sakit yang dialami hewan ternaknya dengan pengobatan ramuan tradisional.
Suhardiyono (62) pedagang sapi di Segoroyoso, Pleret, Kabupaten Bantul mengungkapkan dirinya memberikan jamu kepada sapi yang bergejala PMK .
Ramuan ini, didapatnya secara turun temurun.
"Untuk mencegah penyakit dan menambah nafsu makan untuk kesehatan juga," katanya.
Untuk jamu diberikan dua kali sehari kepada sapi.
Ramuannya adalah kunyit, temu ireng, jahe yang diblender dan direbus.