Ganjar Pranowo Apresiasi Pembentukan Koperasi oleh Warga Terdampak Bendungan Bener Wonosobo

Gubernur Jawa Tengah , Ganjar Pranowo mengapresiasi pembentukan koperasi oleh warga terdampak bendungan Bener di Wonosobo itu.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Kurniatul Hidayah
istimewa
Meskipun sudah menerima ganti rugi untuk Bendungan Bener, warga sekitar yang terdampak tetap dapat memanfaatkan lahan.  

TRIBUNJOGJA.COM, WONOSOBO - Meskipun sudah menerima ganti rugi untuk Bendungan Bener, warga sekitar yang terdampak tetap dapat memanfaatkan lahan. 

Diketahui ada sekitar 1.010 hektare lahan yang dibebaskan dan dijadikan greenbelt bendungan Bener oleh pemerintah.

Warga terdampak diberi kesempatan dalam pemanfaatan lahan greenbelt.

Untuk itu, warga membentuk sebuah koperasi bernama Tirto Mulyo Bogowonto. Koperasi itu menjalin kerja sama dengan BBWS Serayu Opak.

Baca juga: Rubrik Otomotif Gaspol 52: Mercedes Benz W124 300E, Lis Becak Menolak Tua

Peresmian koperasi dilakukan di Desa Burat Kecamatan Kepil Wonosobo pada Sabtu (11/6/2022).

Gubernur Jawa Tengah , Ganjar Pranowo hadir secara langsung untuk menyerahkan SK koperasi pada warga.

Khomsatun (45) salah satu dari ratusan warga terdampak bendungan Bener di Desa Burat Kecamatan Kepil Wonosobo menyebutkan bahwa lahan miliknya seluas 4.000 meter memang sudah menjadi milik negara.

Tanah itu sudah dibeli pemerintah untuk pembangunan bendungan Bener dengan harga Rp 120.000 per meternya.

Ia tak menyangka masih bisa mengelola dan memanfaatkan lahan itu bersama ratusan warga terdampak lainnya.

"Alhamdulillah seneng banget. Selain dapat uang ganti rugi, kami juga masih dilibatkan untuk mengelola lahan ini. Jadi kami tetap bisa mendapatkan manfaat dari lahan ini meski bukan milik kami lagi," kata Khomsatun.

Ketua Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto, Komarudin mengatakan, awalnya koperasi ini adalah paguyuban yang menampung aspirasi masyarakat terdampak bendungan Bener.

Setelah proses pembebasan lahan selesai, paguyuban beralih menjadi koperasi yang anggotanya juga masyarakat terdampak.

"Kami membentuk koperasi ini sebagai wadah, agar ada keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan ini. Ini juga sebagai syarat dulu saat pembebasan lahan," katanya.

Wilayah ini lanjut dia akan dijadikan greenbelt. Penghijauan terus dilakukan dengan penanaman sejumlah tanaman buah.

"Jadi nanti bisa kami kelola. Kalau dikelola pihak ketiga, nanti masyarakat tidak merasakan manfaatnya. Makanya kami bentuk koperasi ini agar masyarakat bisa terlibat," jelasnya.

Baca juga: PLN Manfaatkan FABA PLTU Ropa untuk Bedah Rumah Prajurit TNI KODIM 1603 Sikka

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved