Ulat Bulu Berwarna Hitam Serang Pemukiman Warga di Salatiga, Siti Sudah Kumpulkan 3 Ember
Serangan ulat bulu melanda pemukiman warga di Cabean kecamatan Mangunsari Kota Salatiga.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SALATIGA – Serangan ulat bulu melanda pemukiman warga di Cabean kecamatan Mangunsari Kota Salatiga.
Ulat bulu berwarna hitam mulai masuk ke rumah-rumah warga sejak tiga hari terakhir.
Bahkan salah seorang warga sampai mengumpulkan ulat sebanyak tiga ember semen dari rumahnya.
Meski sudah terkumpul tiga ember semen, ulat-ular bulu berwarna hitam tersebut masih terus masuk ke dalam rumahnya.
Dikutip Tribunjogja.com dari Tribunjateng.com, salah seorang warga bernama Siti mengaku serangan ulat bulu ini sudah terjadi sejak Senin yang lalu.
Serangan ulat bulu ini menurutnya bukan yang pertama di wilayahnya.
Beberapa tahun silam juga pernah terjadi serangan ulat bulu, namun jumlahnya tidak sebanyak saat ini.
“Dulu itu pernah ada kejadian seperti ini tapi tidak sebanyak sekarang ulatnya,” kata Siti kepada Tribunjateng.com, Kamis (9/6/2022).
Baca juga: Cerita Kampung Kropakan di Mranggen Klaten, Diduga Sentra Produksi Daun Lontar Zaman Mataram Kuno
“Biasanya seraangan ulat ini hanya berlangsung tiga hari, kalau sekarang ini sudah tiga hari tapi masih banyak ulatnya,” tambahnya.
Menurutnya, biasanya ulat bulu tersebut hanya memakan dedaunan, berbeda dengan ulat bulu yang ini.
“Sudah saya semprot ulatnya langsung mati, tetapi diinggal sebentar malah datang lebih banyak lagi,” ujarnya.
Sejak pagi tadi Siti membersihkan ulat yang masuk ke dalam rumahnya.
“Pagi tadi saya sapu ulatnya dan saya kumpulkan dapat tiga ember semen,” paparnya.
Diduga sumber ulat ini dari kebun tengah pemukiman warga.
“Daun pepohonannya saja yang di kebun tersebut sampai habis dimakan ulat,” ujarnya.
“Kebun ini juga tidak terurus pemiliknya jadi populasi ulatnya tambah banyak,” tambahnya.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Kota Salatiga, Ida mengatakan bahwa adanya fenomena ulat ini akan dilakukan pemusnahan.
“Kami lakukan penyemprotan dengan insektisida agar ulat tersebut tidak menyebar kemana mana dan dapat mematikan ulat ini,” kata Ida.
“Kami juga akan meminta pemilik kebun supaya dibersihkan agar tidak ada fenomena ulat seperti ini lagi,” tambahnya. (*)