Berita Pendidikan Hari Ini
Keluarga Besar Tamansiswa Gelar Seminar Seri Ambuka Raras Angesti Wiji
Seminar diselenggarakan Sabtu (4/6/2022) di Hotel Cokro Kembang Yogyakarta mulai pikul 08.00-12.00 WIB.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM - Pengurus Pusat Perkumpulan Keluarga Besar Tamansiswa (PKBTS) akan menggelar seminar seri ‘Ambuka Raras Angesti Wiji’.
Diketahui, ‘Ambuka Raras Angesti Wiji’ merupakan sebuah candrasengkala, penanda tahun diresmikannya Pendapa Agung Tamansiswa oleh Nyi Hadjar Dewantara di tahun 1938.
Maknanya diartikan sendiri oleh Ki Hadjar Dewantara dengan ‘Kesenian sebagai Pepucuk Pendidikan’
Pepucuk bisa dimaknai juga dengan kata melandasi.
Adapun tajuk dari seminar adalah ‘Revisi UU Sisdiknas: Kontribusi Pendidikan Kesenian sebagai Penjaga Karakter Khas Bangsa dalam Kebijakan Keistimewaan DI Yogyakarta dan Merdeka Belajar’.
Baca juga: Keluarga Besar Tamansiswa Gelar Workshop Cipta Karya Lagu dan Sastra Anak
Seminar diselenggarakan Sabtu (4/6/2022) di Hotel Cokro Kembang Yogyakarta mulai pikul 08.00-12.00 WIB.
Pembicara dalam seminar itu adalah Maya Lestari GF selaku Penulis Buku Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek RI.
Selanjutnya, ada Dr Drs Hajar Pamadhi MA Hons, Dosen dan Pakar Pendidikan Kesenian serta Prof Slamet PH MEd MA MLHR PhD, Ketua Bidang Dikbud Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.
Moderator yang bakal mengatur jalannya diskusi adalah Tri Suparyanto, Dosen FE Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Rahmat Jatmiko, Sekretaris Panitia 1 Abad Tamansiswa mengatakan, seminar akan dibagi menjadi tiga sesi dengan masing-masing mendapatkan paparan dari tiga narasumber.
Narasumber pertama, Maya Lestari GF menyampaikan materi berkaitan dengan ‘Usaha Memaksimalkan Peran Pendidikan Kesenian Sesuai Pemikiran dan Praktek Ki Hadjar Dewantara di dalam Kurikulum Sekolah dan RUU Sisdiknas’.
Kemudian, narasumber kedua, adalah Dr Drs Hajar Pamadhi MA Hons menyampaikan materi berkaitan dengan ‘Fungsi dan Tata Laksana Pendidikan Kesenian sebagai Moda Integrasi Kearifan Lokal dengan Mata Pelajaran Lainnya di Ruang Kelas’.
Narasumber ketiga adalah Prof Slamet yang memberikan materi tentang ‘Menelisik Ruang Terbuka bagi Kompetensi Guru dalam Mengintegrasikan Obyek Kebudayaan di RUU Sisdiknas dan Kurikulum Sekolah Memanfaatkan Pendidikan Kesenian Sesuai Konsepsi Ki Hadjar Dewantara’.
Baca juga: Warga Margoagung Tumpah Ruah di Merti Desa Mbah Bregas
“Seminar ini diharapkan mampu merumuskan sebuah kajian sederhana namun tegas, terkait peran pendidikan kesenian dalam posisinya mendidik karakter khas bangsa Indonesia, baik di praktek nyata dalam kurikulum maupun dalam usulan RUU Sisdiknas,” kata Rahmat.
