Mie Ayam Goreng Mekaton , Kuliner yang Wajib Disantap Ketika Berkunjung ke Seyegan Sleman

Mie Ayam Goreng Mekaton menjadi satu di antara mi ayam yang paling dilirik oleh pembeli di Kabupaten Sleman. Wanto (39), Pemilik Mie Ayam Goreng Mekat

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Rukmana
Mie Ayam Goreng Mekaton Cabang Cebongan, Rabu (1/6/2022) siang. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Mie Ayam Goreng Mekaton menjadi satu di antara mi ayam yang paling dilirik oleh pembeli di Kabupaten Sleman

Wanto (39), Pemilik Mie Ayam Goreng Mekaton Cabang Cebongan, mengatakan, awalnya Mie Ayam Goreng Mekaton didirikan oleh ayahnya yang bernama Suharno (70). 

Ucapnya, Suharno merupakan keturunan Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

"Jadi dulu bapak saya pernah kerja di restoran China di Sumatera Selatan. Karena di Sumatera bentuk lazim mi adalah besar-besar dan tidak menggunakan kuah, maka kami coba membuatnya serta menjualnya di Padukuhan Somokaton, (tepatnya di Kalurahan Margokaton, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta)," kata Wanto, kepada wartawan, Rabu (1/6/2022) sore.

Baca juga: PSS Sleman Dijadwalkan Lakukan Laga Uji Coba Sabtu Mendatang

Kata Wanto, dahulu ayahnya hanya berjalan di tepi jalan dan tidak menetap.

Dikatakannya, yang menjadi istimewa dari mi itu ialah bentuk dan tampilan dari mi ayam. Di mana, ucapnya mi tersebut kering atau tidak berkuah. 

Namun, ujarnya di dalam sajian mi ayam itu terdapat potongan sawi hijau rebus, potongan sawi putih rebus, potongan timun segar, ditambah beberapa potongan ayam yang telah diberikan bumbu.

Begitu pula, dikatakannya resep sajian Mie Ayam Goreng Mekaton pun tidak ada yang istimewa. Melainkan diolah melalui bumbu dapur pada umumnya. 

Akan tetapi, jelasnya, dalam proses pembuatan mi ada yang menggunakan tenaga manusia dan ada yang menggunakan tenaga mesin.

Dikatakannya, untuk proses pembuatan mi di Padukuhan Somokaton masih menggunakan tenaga manusia.

Sedangkan, tambahnya untuk proses pembuatan mi di Padukuhan Cebongan menggunakan tenaga mesin.

"Walau begitu, semua resep saya belajar dari bapak saya," ucapnya.

Produk yang disajikannya tidak mengandung bahan pengawet.

"Jadi kalau mi ayam itu tidak habis, bisa dimasukan ke freezer tapi dengan catatan tidak bisa bertahan lama atau maksimal dua hari saja," terangnya.

Seiring berjalannya waktu, ia menambahkan, para pembeli mi ayam itu menyebutnya dengan nama mi ayam goreng. 

"Maka dari itu, dua tahun yang lalu saya hak patenkan nama usaha menjadi Mie Ayam Goreng Mekaton," jelasnya.

Baca juga: Rekomendasi Tempat Karaoke Populer di Jogja, Tarifnya Mulai Rp 27.000 per Jam

Sambungnya, "Mekaton" sendiri ia ambil dari nama padukuhan. 

Hingga kini, tambahnya, Mie Ayam Goreng Mekaton terdapat tiga cabang. Baik itu di Padukuhan Somokaton atau yang menjadi tempat usaha pertama, dan di Padukuhan Cebongan serta Padukuhan Turgenen.

Lebih lanjut Wanto mengatakan, dalam sehari khusus di Mie Ayam Goreng Mekaton Cabang Cebongan dapat menghabiskan 700 porsi baik itu mi ayam goreng maupun mi ayam rebus.

"Tapi kalau sepi hanya bisa menjual 300 porsi saja," pungkasnya.

Khusus Mie Ayam Mekaton Cabang Cebongan, dibuka setiap hari sejak pukul 10.00-16.00 WIB. (Nei)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved