Suhu Udara Dingin saat Malam dan Pagi Hari di Yogyakarta, Pakar Iklim UGM Jelaskan Penyebabnya

Fenomena udara dingin tersebut dinilai sebagai kondisi menandai memasuki musim kemarau di beberapa wilayah di Indonesia.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
Shutterstock.com
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Suhu udara dingin terasa di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir.

Suhu udara dingin tersebut terasa terutama di pagi hari dan malam hari.

Fenomena udara dingin tersebut dinilai sebagai kondisi menandai memasuki musim kemarau di beberapa wilayah di Indonesia.

Pakar iklim Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani, mengatakan, fenomena hawa dingin atau disebut sebagai bediding dalam istilah Jawa merupakan fenomena suhu udara yang lebih dingin setelah tengah malam hingga pagi hari ketika memasuki musim kemarau.

"Fenomena ini memang sepertinya menandai masuknya musim kemarau di suatu wilayah," kata Emilya seperti dikutip dari laman UGM, Senin (30/5/2022).

Menurutnya, fenomena semacam ini sebagai fenomena alam iklim yang biasa terjadi pada saat musim kemarau.

Terutama untuk wilayah-wilayah yang mempunyai pola hujan monsunal yaitu wilayah yang puncak hujannya sekitar Desember-Februari dan mengalami musim kemarau sekitar bulan Agustus-September.

"Wilayah hujan monsunal meliputi Lampung, Sumatera, Selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara," katanya.

Ia menjelaskan fenomena ini terjadi di musim kemarau, pada saat kondisi langit cerah tanpa awan atau tanpa sedikit awan.

Akibatnya radiasi matahari yang diterima bumi besar sehingga suhu di siang hari meningkat atau lebih panas.

Penyebab hawa dingin

Kondisi langit cerah juga menyebabkan pelepasan radiasi bumi pada malam hari juga menjadi lebih besar dan banyak karena tidak ada awan yang menghalangi.

Kondisi inipun menyebabkan suhu berkurang karena pelepasan panas atau hilangnya panas akibat pelepasan radiasi bumi sehingga pada malam hingga pagi suhu menjadi lebih dingin.

"Fenomena ini akan terjadi pada saat musim kemarau dan mencapai puncaknya pada saat puncak musim kemarau," imbuhnya.

Di dataran tinggi Dieng, lanjut Emilya, kondisi ini dapat menyebabkan suhu udara mencapai minus.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved