Tak Lagi Berbagi Sesi, Sekolah Gunungkidul Kini Mampu Terapkan PTM 100 Persen
Kepala SMPN 2 Wonosari, Agus Maryanto, mengatakan saat ini pihaknya sudah mampu melaksanakan PTM 100 persen secara penuh.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Sebagian sekolah di Gunungkidul menerapkan sistem bagi sesi agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen bisa dilakukan.
Namun seiring berjalannya waktu, sistem tersebut kini perlahan ditinggalkan.
Kepala SMPN 2 Wonosari, Agus Maryanto, mengatakan saat ini pihaknya sudah mampu melaksanakan PTM 100 persen secara penuh.
"Tidak lagi pakai bagi sesi seperti sebelumnya, jadi bisa sampai 6 jam pelajaran," kata Agus, Senin (23/05/2022).
Saat PTM 100 persen pertama diterapkan, SMPN 2 Wonosari menggunakan sistem dua sesi sehari.
Skema ini digunakan untuk menyiasati keterbatasan ruang kelas.
Meski tanpa pembagian sesi, Agus mengatakan aktivitas pembelajaran tetap belum normal seperti sebelum pandemi.
Sebab, durasi kegiatan belajar saat ini masih hanya sampai tengah hari.
"Jadi selepas tengah hari, pelajar langsung pulang, tidak istirahat lalu makan di sekolah," jelasnya.
Menurut Agus, pihaknya berupaya agar pelajar sama sekali tidak melepas masker selama berada di sekolah.
Salah satunya mencegah aktivitas makan minum bersama yang berpotensi menularkan COVID-19.
Meski demikian, pihaknya tetap berharap aktivitas pembelajaran bisa sepenuhnya kembali normal. Skenario pun sudah disiapkan untuk ituÂ
"Harapannya di tahun ajaran baru nanti, durasi pembelajaran bisa lebih panjang," kata Agus.
Skema PTM 100 persen namun belum dengan jam pembelajaran normal juga diterapkan SMPN 1 Nglipar.
Kepala SMPN 1 Nglipar Tri Haryanto mengatakan aktivitas pembelajaran hanya berlangsung hingga pukul 11.40 WIB.
Seperti di SMPN 2 Wonosari, pihaknya juga tak lagi menerapkan sistem bagi sesi sehingga seluruh pelajar bisa masuk di jam yang sama. Adapun dalam sehari terdapat 6 jam pelajaran.
"Sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam pelaksanaannya," kata Tri. (*)