PROFIL LENGKAP Prof Ova Emilia Rektor UGM 2022-2027, Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Kedokteran

Nama Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D mendadak jadi trending di Google Trends. Ova baru saja ditetapkan menjadi Rektor UGM

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Muhammad Fatoni
istimewa
Prof Ova Emilia, Rektor UGM 2022-2027 

TRIBUNJOGJA.COM - Nama Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D mendadak jadi trending di Google Trends.

Ova baru saja ditetapkan menjadi Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2022-2027 oleh Majelis Wali Amanat (MWA) di Balai Senat, UGM kemarin, Jumat (20/5/2022).

Ia mendulang 21 suara dari 25 suara MWA. Praktis, dia mengalahkan dua rivalnya, Prof Bambang Agus Kironoto dan Prof Deendarlianto yang masing-masing mendapatkan satu dan tiga suara.

Tribunjogja.com merangkum sederet profil lengkap Prof Ova Emilia yang bakal dilantik pada 27 Mei 2022 mendatang.

1. Guru Besar di Bidang Ilmu Pendidikan Kedokteran

Ova Emilia merupakan Guru Besar di Bidang Ilmu Pendidikan Kedokteran.

Ia dikukuhkan menjadi profesor pada tahun 2016, tepat di Hari Kartini tahun itu.

Pengukuhan ini tentu menjadi gerbang perubahan, sekaligus menandai pengakuan profesi dokter di Bidang Pendidikan Kedokteran. Dengan pengukuhan ini pula menjadi kabar gembira bagi semua pihak yang kini menekuni Bidang Ilmu Pendidikan Kedokteran.



"Jika Bidang Pendidikan Kedokteran semula masih belum mendapat perhatian yang baik, kini dengan pengukuhan ini maka karier seorang ahli Pendidikan Kedokteran mulai mendapat pencerahan akan masa depannya," ujar Ova Emilia, mengutip dari laman resmi UGM.



Dengan jabatan baru yang disandangnya sebagai Guru Besar, Ova Emilia tidak menolak jika dirinya disebut Guru Besar Kurikulum Pendidikan Dokter. 

Dirinya sangat percaya dengan bidang ilmu yang digeluti mampu menghasilkan seorang dokter yang bukan hanya sebagai seorang pelayan klinik, namun juga sebagai pendidik.

Meski telah mendapat pengakuan, sejumlah tantangan masih menghadang di depan.

Diantaranya, bagaimana menghasilkan lulusan dokter yang berkualitas karena  tidak sedikit dari para dokter baru diragukan kompetensinya.



Oleh karena itu, di akhir pidato pengukuhan saat itu, berjudul Pendidikan Kedokteran: Perkembangan dan Tantangan, Ova Emilia mengajak semua pihak baik akademisi di Fakultas Kedokteran maupun praktisi kedokteran, termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan dokter.

Semua itu dilakukan demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.



"Life-long learning merupakan kontrak yang tidak bisa ditawar saat seseorang memilih profesi dokter. Begitu pula dengan life-long innovation dalam pendidikan kedokteran merupakan keniscayaan seiring perubahan yang terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan. SDM andal yang dihasilkan oleh pendidikan kedokteran berkualitas tentu diharapkan menghasilkan pelayanan yang prima," tandas Ova Emilia.

Baca juga: Komentar Menteri Nadiem Setelah Ova Emilia Terpilih Jadi Rektor UGM 2022-2027

2. Jabat Dekan FKKMK UGM dan Alumni UGM

Sebelum ditetapkan menjadi Rektor UGM, Ova merupakan orang nomor satu di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) sejak tahun 2016.

Prof Ova merampungkan gelar sarjana di UGM pada tahun 1987 dan kemudian melanjutkan studi S2 di University of Dundee, Skotlandia, pada tahun 1990.

Pendidikan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi ditempuh Ova di UGM pada tahun 1996-2000.

Sementara gelar S3 Clinical Teaching diraih di University of New South Wales Wales dan pendidikan dokter subspesialis di UGM pada tahun 2009.

Selain menjadi Dekan, ia juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Negeri Indonesia sejak tahun 2018.

Penghargaan yang pernah ia terima di antaranya First prize for young gynecologist award tahun 1998 dan SIDA Award tahun 2006.

Ia memiliki berbagai pengalaman menulis buku dan jurnal internasional, serta pengalaman membangun inovasi, advokasi, dan kebijakan.

Pada tahun 2012-2020, misalnya, ia membentuk kurikulum bagi dokter untuk pelayanan KB yang menjadi model pelatihan yang diangkat secara nasional dan diterapkan di Fakultas Kedokteran di Indonesia.

3. Berjanji Lebih Banyak Mendengar

Di 100 hari kerja pertama, Prof Ova berjanji bakal lebih banyak mendengar masalah internal UGM.

"Kita mencoba untuk lebih banyak mendengar dari apa problem-problem yang ada di unit kerja di UGM karena unit kerja ini sangat banyak terus juga sangat heterogen sekali sehingga tidak bisa hanya melihat dari atas terus kita dapat menangkap masalahnya," kata Prof Ova.

 

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved